Sarankan Jokowi Akui Kesalahan, Rocky Gerung: Siapkan Dulu Uang, Begitu Timbul Kerumunan Langsung Bayar Denda

HM
24 Februari 2021, 20:27 WIB
Pengamat politik, Rocky Gerung. /YouTube Rocky Gerung Official

PR DEPOK - Pengamat politik, Rocky Gerung turut berkomentar ihwal kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kota Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memantik kerumunan warga yang menyambut pada Selasa, 23 Februari 2021 kemarin.

Disampaikan Rocky melalui gelar wicara di kanal YouTube miliknya, ia menilai peristiwa itu sebagai peristiwa yang dramatis.

Namun ia menyayangkan peristiwa dramatis yang bisa mendongkrak elektabilitas Jokowi itu justru harus berakhir tragis karena terjadi di masa pandemi.

Baca Juga: Tanggapi Kerumunan Jokowi di NTT, Rocky Gerung: Dramatis Buat Naikan Elektabilitas Tapi Tragis Lagi Pandemi

“Itu peristiwa yang dramatis, karena ada kerumunan di situ kemudian si aktor keluar dari sunroof di atas mobil lalu mulai melempar-lempar hadiah. Kalau nggak ada pandemi itu betul-betul dramatis buat naikin elektabilitas sang tokoh. Tapi jadi tragis karena ada pembandingnya itu,” kata Rocky Gerung sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari tayangan video yang diunggah di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Rabu, 24 Februari 2021.

Diketahui kunjungan Jokowi yang disambut sejumlah warga dan menimbulkan kerumunan ke Maumere, NTT itu mengundang kontroversi banyak pihak yang kemudian disangkut-pautkan dengan kasus kerumunan yang menyeret Habib Rizieq Shihab (HRS) ke penjara beberapa waktu lalu.

Mengaku tak heran dengan respons publik, untuk menghentikan kontroversi ini, Rocky menyarankan Presiden untuk mengakui kesalahannya dan membayar denda sebagaimana yang dilakukan Habib Rizieq Shihab.

Baca Juga: Elektabilitas PDIP Turun, Demokrat dan PSI Naik, Survei: PDIP Bisa Pecahkan Rekor Menang 3 Periode di 2024

“Presiden sebetulnya bisa saja bilang, oke saya (Presiden Jokowi) berbuat kesalahan karena itu saya akan membayar denda 50 juta. Kan itu lebih beradab supaya kontroversi berhenti,” ujarnya.

Menurut Rocky, jika mau berlaku adil dan Presiden Jokowi mau menyadari ini sebagai suatu pembelajaran, ia meminta untuk memberi pelajaran yang lebih dramatis dari yang terjadi pada Rizieq Shihab.

“Itu sudah terjadi dan tak mungkin diulang lagi. Saya kasih solusi, lain kali siapkan dulu uang baru lakukan pencitraan, supaya gampang begitu menimbulkan kerumunan dihukum aja langsung disitu dengan membayar denda,” ucap Rocky.

Ia menambahkan peristiwa kerumunan Jokowi di NTT ini harus ada yang mempersoalkan.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Kaget Banjir Melanda sampai ke Kantor Gubernur Jateng, Hidayat Nur Wahid Turut Prihatin

Sebagai orang yang juga sama di mata hukum, menurut Rocky presiden juga harus diperiksa karena itu adalah peristiwa melanggar undang-undang.

“Walaupun nanti di pengadilan akan ada alasan pemaaf karena ketergesaan dan antusiasme segala macam. Presiden melakukan itu karena dipaksa oleh keadaan untuk menemui rakyat, bisa saja seperti itu,” ujarnya.

Tetapi menurutnya Jokowi tampak dengan sadar melakukan tindakan yang bertentangan dengan Undang-Undang Kesehatan.

Baca Juga: 5 Juta Guru Jadi Target Vaksinasi Covid-19 dalam Waktu Dekat, Mendikbud Siap Gelar Pembelajaran Tatap Muka

“Kita tidak bisa bilang ada alasan pemaaf, memangnya presiden sakit akal. Jadi kalau dilihat dari hukum positif maka presiden harus digugat telah melakukan delik, soal pembelaan itu urusan belakangan,” kata Rocky Gerung.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler