PR DEPOK – Pegiat media sosial, Eko Kuntadhi turut mengomentari video viral yang memperlihatkan seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat dimarahi oknum perangkat desa.
Diketahui, konflik itu terjadi antara guru SMPN 1 Cicantayan, Eko Purtjahjanto dengan oknum perangkat desa Cijalingan.
Konflik berawal dari sebuah unggahan jalan rusak yang mirip sungai kering oleh Eko.
Setelah video kondisi jalan rusak tersebut diunggah di media sosial, oknum perangkat desa secara tidak disangka memarahi Eko.
Sang guru mengunggah foto jalan rusak agar mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. Namun, bukannya diperbaiki, ia justru diomeli.
Peristiwa itu sempat direkam oleh salah satu orang yang berada di pertemuan tersebut.
Terlihat pula sejumlah orang di salah satu ruangan sedang berdebat bersama beberapa guru.
Dari unggahan tersebut, foto jalan rusak itu diketahui berada di Desa Cijalingan, Kecamatan Cicantayan.
Atas kejadian tersebut, Eko Kuntadhi mengaku bingung alasan sang guru yang dimaki oknum perangkat desa usai mengunggah foto jalan rusak.
Baca Juga: Pesawat Susi Air Jadi Objek Penyanderaan Selama 2 Jam oleh Front Bersenjata OPM
“Posting jalan rusak, guru di Sukabumi malah dimaki perangkat desa,” kata Eko Kuntadhi sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Sabtu, 13 Maret 2021.
Ia lantas menduga para perangkat desa tersebut marah lantaran khawatir alokasi dana desa yang tak jelas akhirnya terbongkar akibat viralnya video tersebut.
“Khawatir alokasi dana desa yang gak jelas terbongkar ya? Sampai segitu marahnya,” ucapnya.
Baca Juga: Update Persebaran Covid-19 Depok, 13 Maret 2021: 38.775 Positif, 35.229 Sembuh, 774 Meninggal Dunia
Eko Kuntadhi pun mengatakan bahwa sejumlah pejabat selalu ketakutan dengan adanya keterbukaan.
“Para pejabat ngehek. Selalu ketakutan dengan keterbukaan. Mereka hobi main di ‘ruangan remeng2’,” tutur Eko Kuntadhi.
Diberitakan, video tersebut viral kembali di media sosial hingga akhirnya sejumlah warganet membela sang guru, Eko.
Kemudian pada Jumat 12 Maret 2021, kedua belah pihak, Eko dan Kepala Desa Cijalingan, Didin Jamaludin memutuskan untuk melakukan proses islah dan saling memaafkan.***