PR DEPOK – Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean baru-baru ini memberikan komentar pedas kepada Kuasa Hukum Partai Demokrat, Bambang Widjojanto.
Sebelumnya diberitakan, Bambang mengaku bahwa dirinya merasa terhormat untuk menangani kasus yang tengah menerpa Partai Demokrat.
Bambang mengungkapkan bahwa ada hal yang sangat fundamental yang saat ini tengah dialami bangsa Indonesia.
Baca Juga: HNW Tolak Jabatan Presiden 3 Periode, Gus Sahal: Tumben PKS Setuju dengan Jokowi yang juga Menolak?
“Menurut saya, saya sama dengan masyarakat. Saya sama dengan masyarakat ada masalah fundamental hari ini yang sedang terjadi pada bangsa ini,” ucap Bambang pada Jumat, 12 Maret 2021.
Ia lantas menyatakan bahwa kini, hak organisasi politik (orpol) dapat diobok-obok sedemikian rupa.
“Apa itu? Kalau hak orpol secara sah saja bisa diobok-obok dengan brutal, maka kemudian negara kita sedang terancam. Dalam sebuah diskusi, apakah ini awal dari sebuah akhir?” tuturnya.
Ferdinand pun meminta Bambang untuk tidak terlalu banyak mengatakan omong kosong.
“Wahai netizen yg budiman, Tolong sampaikan kpd BW ini, jangan banyak bacot omong kosong,” tulis Ferdinand pada Sabtu, 13 Maret 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3.
Lalu, ia mengingatkan Bambang untuk lebih memilih diksi yang digunakan karena bisa terkesan fitnah bila berlebihan.
“Kedua, jangan memilih diksi yg melampaui situasi, kesannya itu jd fitnah,” ujarnya.
Kemudian, Ferdinand pun menyentil Bambang untuk tidak berasumsi terlebih dulu hanya karena sesuai ‘order’ atau ‘pesanan’.
“Ketiga, suruh dia belajar dulu ttg apa sesungguhnya yg terjadi di Demokrat, jgn berasumsi hanya dgn order,” katanya.
Karena menurutnya, pihak Partai Demokrat justru akan rugi apabila Bambang selaku Kuasa Hukum menggunakan diksi yang melebihi situasi yang ada.
“Demokrat justru akan rugi dan menjadi musuh bersama jika lawyernya menggunakan diksi2 yg berlebihan dan cenderung menyerang tanpa strategi dan taktis,” ujarnya.
Selanjutnya, ia menyayangkan blunder yang dilakukan oleh Bambang, lantaran dapat membunuh simpati kepada partai berlambang mercy itu.
“Bambang W baru bekerja sj sdh blunder dgn istilah brutalitas demokrasi. Ini akan merugikan krn membunuh simpati kpd Demokrat,” kata Ferdinand.***