Sempat Alami Demam, Dinkes Sulsel Investigasi Kasus Warga yang Meninggal Diduga Usai Jalani Vaksinasi Covid-19

24 Maret 2021, 14:40 WIB
Ilustrasi vaksinasi. /Unsplash/Mat Napo /

PR DEPOK - Dinkes Provinsi Sulsel tengah menginvestigasi penyebab kematian seorang warga yang diketahui bernama Sulaiman diduga setelah menjalani vaksinasi Covid-19 pada 22 Maret 2021 lalu.

Vaksinasi ini berlangsung di aula Kantor PLN Gardu Induk Daya, Kota Makassar pada Senin, 15 Maret 2021.

"Sedang diinvestigasi kasus ini. Kita tunggu saja hasilnya," kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Sulsel, dr Nurul AR dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Blak-blakan Akui Tak Suka Prabowo Sejak Kuliah, Gus Umar: Jujur, Saya Pilih Jokowi Salah Satunya karena Itu
 
Untuk menginvestigasi kematian, Tim Komite Daerah (Komda) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) diturunkan guna mengumpulkan seluruh laporan dan bukti pendukung penyebab insiden tersebut.
 
"Kita tunggu saja laporan resminya dari hasil investigasi Tim Komda KIPI dan Komnas KIPI, karena tim ini independen yang mengaudit kasus-kasus tersebut," ujarnya.

Anak Sulaiman, Mahmud, mengungkapkan bahwa sang mengalami demam, ngilu seluruh badan, dan sesak nafas pada dua hari setelah disuntik vaksin Covid-19.

Baca Juga: Survei Indikator Politik Indonesia Unggulkan Anies dari Prabowo-Sandiaga, Ahmad Riza: Terlalu Berlebihan
 
Dua hari kemudian, demam yang dirasakan Sulaiman belum sembuh, sehingga dia meminta izin kepada perusahaan tempat bekerja untuk istirahat.
 
"Demamnya kadang naik dan kadang turun. Selama ini di rumah terus. Karena bapak tidak tahan, lalu kemarin pagi (Senin, 22 Maret) pergi berendam di pinggir pantai, supaya bisa turun panasnya, tapi malah tambah lemas, lalu kami bawa ke puskesmas, terus dirujuk ke rumah sakit di Makassar," katanya.
 
Mahmud mengaku ayahnya tidak memiliki komorbid (penyakit bawaan) bahkan tidak pernah mengeluh karena penyakit kecuali setelah divaksinasi Covid-19.

Baca Juga: Gerindra Berharap Prabowo Bersedia Maju Lagi di Pilpres 2024, Gus Umar: Yang Mau Dukung Tunjuk Tangan?
 
Sulaiman yang diketahui berusia 50 tahun meninggal dunia di salah satu rumah sakit di Makassar yang dirujuk dari Puskesmas Takalar.

Ia adalah seorang pegawai kontrak di PLN Kota Makassar dan bertempat tinggal di Kabupaten Takalar.
 
Dinkes Provinsi Sulsel menyebutkan vaksin Covid-19 yang disuntikan ke tubuh Sulaiman adalah Sinovac. Jenis vaksin ini digunakan secara massal di Sulsel.

Baca Juga: Singgung Besarnya Utang Negara di Era Jokowi, Iwan Sumule: 3 Periode? Rakyat Makin Miskin, Negara Hancur
 
Vaksin Covid-19 Sinovac yang disuntikan masih memiliki masa kadaluarsa yang lama tanpa disebutkan waktunya secara pasti.

Sementara itu Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) mengemukakan bahwa selama proses vaksinasi Covid-19 insiden tersebut hanya terjadi pada lima kasus per 10.000 suntikan dengan gejala ringan.
 
Gejala-gejala yang dialami oleh orang yang divaksinasi ini tidak serius seperti mual, kesulitan bernapas, kesemutan, lemas, atau jantung berdebar.

Baca Juga: Majelis Hakim Kabulkan Sidang HRS Digelar Offline, HNW: Apresiasi, Bukan karena Kalah oleh Terdakwa

KIPI hanya dirasakan oleh orang yang mengalami kecemasan yang berasal dari dirinya sendiri.

Gejala-gejala setelah vaksinasi Covid-19 bisa hilang tanpa membutuhkan pengobatan selama satu sampai dua hari.
 
Sebanyak 64% dari orang yang divaksinasi Covid-19 mengalami immunization stress related response.

Baca Juga: Bule Dewata Sebut Jokowi Presiden Terbaik, Ruhut Sitompul: Barisan Sakit Hati Kadrun-kadrun Malu Dong!
 
Dari laporan yang diperoleh Komnas KIPI menyebutkan bahwa 22 provinsi di Indonesia, beberapa orang yang divaksinasi Covid-19 mengalami gejala ringan dan proporsional.
 
"Dengan demikian kita rekomendasikan vaksin tersebut aman dan bisa digunakan untuk program vaksinasi nasional," ucap Ketua Komnas KIPI, Prof. Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Spa(K), MTropPaed.
 
Sementara itu gejala-gejala serius yang dialami penerima vaksin Covid-19 antara lain mual muntah, pingsan sekejap, dan gerakan aneh seperti lumpuh.

"Yang serius 42 per satu juta kasus," tuturnya.***

 

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler