Minta Moeldoko Tak Beropini Sesat Soal Ideologi Demokrat, Christ: Memalukan, Sejak Awal PD Hormati Nilai Agama

29 Maret 2021, 14:28 WIB
Kolase foto Christ Wamea (kanan) dan KSP Moeldoko (kiri). /Twitter @PutraWadapi

PR DEPOK - Tokoh Papua, Christ Wamea, turut mengomentari pernyataan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko yang mengatakan bahwa ada kecenderungan tarikan ideologis di tubuh Partai Demokrat.

Dalam cuitan yang diunggah di akun Twitter pribadinya @PutraWadapi, Christ Wamea menuturkan bahwa ideologi Partai Demokrat sejak awal didirikan adalah Nasionalis Religius.

"Sejak didirikan ideologi Demokrat adlh 'Nasionalis Religius'," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: Fahri Hamzah: Kenapa Gak Bunuh Diri di Bulan Ramadhan kan Pahala Digandakan, Gak Sabar Amat!

Menurutnya, partai yang kini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketum selalu menghormati nilai-nilai keagamaan, salah satunya adalah dengan menjunjung tinggi toleransi dalam beragama.

"Selama 20 th berkarya membangun bangsa ini Demokrat sgt menghormati nilai2 keagamaan dan terus mendorong toleransi beragama dlm keberagaman," tutur Christ Wamea menambahkan.

Ia lantas mewanti-wanti agar Moeldoko yang mengklaim dirinya didaulat untuk menyelamatkan Partai Demokrat, sekaligus bangsa dan negara, tidak melontarkan opini yang sesat terkait partai tersebut.

Baca Juga: Rupiah Turun 14 Poin Menjadi Rp14.432, Kinerja Perekonomian Amerika Picu Pelemahan Nilai Tukarnya

"Jd jgn Moeldoko beropini sesat dipublik ttg ideologi demokrat. Memalukan," katanya mengakhiri.

Diberitakan sebelumnya, Moeldoko menjelaskan alasan dirinya menerima pinangan para penggagas KLB untuk menjadi Ketua Umum Partai Demokrat.

Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko, ia mengklaim bahwa dirinya didaulat untuk memimpin partai politik tersebut.

Baca Juga: Pertanyakan Motif Pelaku Teror Bom, Ferdinand Hutahaean: Gabung Jadi Teroris seperti ISIS, Apa Tujuan Mereka?

"Saya ini orang yang didaulat untuk memimpin Demokrat, dan kekisruhan sudah terjadi. Arah demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh Demokrat. Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024," ujar Moeldoko.

Menurutnya pertarungan ideologi ini bisa menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia emas pada 2045.

Selain itu, mantan Panglima TNI itu mengatakan bahwa dengan dirinya memimpin Partai Demokrat, hal tersebut tak hanya bisa menyelamatkan partai tersebut, tetapi juga bisa menyelamatkan bangsa dan negara.

Baca Juga: Kapolda Jabar Duga Kebakaran Kilang Minyak Pertamina Balongan Dipicu Kebocoran Pipa atau Sambaran Petir

"Untuk itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat," tuturnya menjelaskan.

Namun, lanjut Moeldoko, ia terlebih dahulu menanyakan tiga pertanyaan kepada pihak yang meminangnya menjadi ketum Partai Demokrat tersebut.

"Apakah KLB ini sesuai dengan AD/ART? Pertanyaan yang kedua, seberapa serius kader Demokrat meminta saya memimpin partai ini? Dan yang ketiga adalah bersediakah kader Demokrat bekerja keras dengan integritas demi Merah Putih di atas kepentingan pribadi dan golongan? Dan semua pertanyaan itu dijawab oleh peserta KLB dengan gemuruh," ujar Moeldoko.***

Editor: Annisa.Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler