PR DEPOK - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) baru-baru ini melontarkan harapannya terhadap Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Dalam kesempatan jumpa pers, AHY mengatakan bahwa dirinya berharap Moeldoko akan mengakui apabila telah tertipu oleh makelar politik dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Deli Serdang.
Hal tersebut dilontarkan AHY menanggapi pernyataan Moeldoko yang menyampaikan keputusannya menerima pinangan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang.
Baca Juga: Piring Masa Dinasti Ming Ditemukan Tim Penyelam Kementerian KP di Pantai Soasio Maluku Utara
"Pertanyaannya, beranikah KSP Moeldoko mengakui pernah atau tertipu dengan makelar politik ini," kata AHY sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Dalam klaim Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB, AHY mempertanyakan KLB yang dilakukan di Deli Serdang itu sah atau tidak.
AHY mempertanyakan hal ini karena menurut dia kumpulan orang-orang yang hadir saat KLB di Deli Serdang tidak lebih dari gerombolan yang sedang melakukan perbuatan melawan hukum.
Selain itu, AHY juga mengatakan bagaimana mungkin Moeldoko mengakui diri sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, jika KLB Deli Serdang tidak sesuai dengan konstitusi Demokrat yang sudah disahkan pada 2020.
Dengan demikian, AHY menuturkan bahwa sejak awal para kader Demokrat menilai bahwa Moeldoko tidak memperhatikan etika dan nilai-nilai moral yang dipedomi sebagai bangsa yang beradap.
Termasuk juga, ujar AHY, nilai keperwiraan dan keprajuritan menurut AHY tidak diperhatikan Moeldoko.
“Apalagi etika kaperwiraan dan keprajuritan,” kata pria berusia 42 tahun tersebut.
Menurut AHY , kader partai Demokrat dan masyarakat luas mempertanyakan kapasitas Moeldoko sebagai pejabat tinggi negara, mengambil keputusan secara serampangan dan gegabah, emosional dan jauh dari akal sehat.
Apalagi, menurut AHY, setelah tiga minggu ternyata Moeldoko tidak mampu memberikan pernyataan bernas. Malah seolah menghasut dengan pertentangan ideologi.
Meski demikian, AHY mengaku selalu masih membuka pintu maaf untuk Moeldoko. Meski menurut dia, Moeldoko tak menunjukkan penyesalan dan malah kembali menyudutkan pihaknya.
Sebelumnya, Moeldoko menyampaikan keputusannya menerima pinangan jadi ketua Umum Partai Demokrat melalui pertemuan di Sibolangit, Deli Serdang, Sumatra Utara, 5 Maret 2021, merupakan upaya menyelamatkan partai dan bangsa.
“Ada sebuah situasi khusus dalam perpolitikan nasional, yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024. Pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali."
"Ini menjadi ancaman cita-cita menuju Indonesia Emas 2045. Ada kecenderungan tarikan ideologis juga terlihat di tubuh Demokrat."
"Jadi, ini bukan sekadar menyelamatkan bangsa adan negara,” kata Moeldoko sebagaimana dikutip dari rekaman video yang ia bagikan lewat akun Instagram pribadinya @dr_moeldoko.
***