Kesaksian Remaja yang Selamat dari Bencana di Lembata NTT, Yeremias Berlari dari Atap ke Atap  

12 April 2021, 14:40 WIB
Ilustrasi. Lembata Status Tanggap Darurat Bencana. /BNPB/BPBD Kabupaten Lembata

 

PR DEPOK - Yeremias Patong (19), seorang remaja yang selamat dari bencana, masih mengingat betapa mengerikan tanah longsor yang melanda Desa Waimatan, salah satu wilayah yang terdampak siklon tropis Seroja di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Minggu 4 April 2021 sekitar pukul 01.30 WITA.

Ia mengisahkan bahwa detik-detik sebelum longsor melanda desa mereka, terdengar gemuruh dari arah Gunung Ile Ape yang merupakan salah satu gunung aktif di Lembata, NTT.

"Saat itu kami baru saja merayakan malam Paskah dari kampung sebelah sekitar jam 19.00 sampai 21.00 Wita. Tiba-tiba dengar suara gemuruh dari gunung," kata Yeremias sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Enzy Storia Akui Dirinya Pernah Ditawari untuk Menjadi Wanita Simpanan Saat Dirinya Merintis Karir

Ia menjelaskan bahwa ketika longsor terjadi, ia berusaha menyelamatkan diri lebih dahulu dengan berlari dari atap ke atap rumah tetangganya hingga sampai di lereng bukit yang dirasa aman.

Yeremias mengisahkan bahwa pada waktu kejadian, tidak ada suara siapapun yang meminta pertolongan.

"Saat itu desa kami sunyi. Cuma suara gemuruh saja. Tidak saya dengar keluarga saya yang minta tolong. Mereka seperti dikubur begitu saja," katanya menambahkan.

Baca Juga: Siti Badriah Terkejut Disebut Lesti Kejora Pedangdut Bersuara Terjelek: Gak Apa-apa, Tapi Rezeki Aku mah Bagus

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sebelum kejadian, sebagian penduduk sudah dalam posisi siaga, sebab camat setempat sudah lebih dahulu memberikan peringatan dini akan adanya ancaman tanah longsor via WhatsApp Group masing-masing penduduk desa.

"Berhubung curah hujan dan angin nonstop, maka disampaikan kepada para kades untuk tetap imbau warga berhati-hati di jalan serta dilarang melaut dan warga di dekat area kali disarankan mengungsi ke tempat aman menjaga ada banjir lahar dingin dari gunung," demikian peringatan dini yang disampaikan camat setempat.

Meski sudah ada peringatan, Yeremias menjelaskan bahwa mayoritas penduduk Waimatan memilih tetap berada di rumah sebab perkampungan mereka tidak berada di jalur sungai maupun kawasan rawan longsor.

Baca Juga: Bandingkan Ibu Tien Gagas TMII dan Soekarno Gagas Kemerdekaan, Teddy: Soekarno Tak Pernah Merasa Miliki Negara

"Kami tetap tidur di rumah. Satu kampung ini semuanya saudara saya. Ada paman dan bibi juga," kata Yeremias.

Tidak hanya itu, ia memberikan kesaksian bahwa bencana itu berlangsung dalam hitungan detik. Tidak ada peluang bagi mereka yang tidur untuk menyelamatkan diri.

Hingga kini memasuki sepekan bencana tanah longsor di Kabupaten Lembata, NTT upaya pencarian terhadap sisa korban yang hilang masih terus berlanjut.

Terpantau sejak pagi hingga petang, tiga alat berat jenis eskavator, personel gabungan hingga anjing pelacak saling membahu di Desa Waimatan, Lembata, NTT.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler