PR DEPOK - Politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia atau PKPI, Teddy Gusnaidi, memaparkan pandangannya soal alasan penguasa tidak menangkap dan menghukum para penceramah yang "barbar".
Menurutnya, pembiaran terhadap para penceramah yang ia sebut barbar itu lantaran para penguasa masih memikirkan investasi politik ke depan.
"Kenapa para penceramah barbar terus dibiarkan penguasa? Padahal ini mudah & secara hukum sudah layak dieksekusi. Ya karena mereka memikirkan investasi politik kedepan," ujar Teddy Gusnaidi, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @TeddyGusnaidi.
Baca Juga: Minta Polri Tindak Siapapun Penista Agama, Ferdinand: sebagai Bentuk Keadilan, Tangkap Yahya Waloni!
Ia menuturkan, penguasa khawatir jika para penceramah ini dihukum, maka nantinya mereka akan kehilangan suara dari para pendukung penceramah tersebut di pemilu, baik itu Pilkada, Pileg, ataupun Pilpres.
"Takut nanti suara pendukung penceramah barbar tdk memilih mereka baik utk Pilkada, Pileg maupun Pilpres," tutur dewan pakar PKPI tersebut.
Sementara itu, belum lama ini publik memang tengah ramai memperbincangkan soal kasus-kasus penistaan agama yang dilakukan pihak-pihak tertentu.
Baca Juga: Sinopsis Film Overdrive, Aksi Dua Bersaudara Jalani Misi Berbahaya untuk Hindari Hukuman Kematian
Isu penistaan agama ini kembali menyeruak usai tindakan dari seorang pria bernama Jozeph Paul Zhang yang diduga telah menghina Nabi Muhammad SAW dan mengaku sebagai Nabi ke-26.
"Yang bisa laporin gua ke polisi, gua kasih uang, yang bisa laporin gua ke polisi (kasus) penistaan agama, nih gua nih Nabi ke-26, Jozeph Paul Zhang, meluruskan kesesatan ajaran nabi ke-25," ujar Jozeph dalam video yang diunggah di kanal YouTube miliknya.
Pernyataan pria yang tak lama diketahui bernama asli Shindy Paul Soerjomoelyono ini sontak membuat sebagian besar umat muslim marah dan mendesak agar Polri segera menangkap pria tersebut.
Namun, tak hanya menyerukan penangkapan Jozeph Paul Zhang, tak sedikit publik yang juga menuntut agar tokoh-tokoh penceramah seperti Yahya Waloni serta Ustaz Abdul Somad atau UAS juga ditangkap dan dihukum.
Pasalnya, sejumlah pihak menilai bahwa keduanya juga sempat melontarkan pernyataan yang dinilai telah menistakan agama selain Islam.
Kendati telah banyak yang meminta perlakuan yang sama terhadap Yahya Waloni dan tokoh lain yang disebut gemar menista agama, hingga saat ini belum ada pihak yang melaporkan tokoh-tokoh tersebut.***