PR DEPOK – Sosiolog Arief Munandar atau biasa disapa Bang Arief turut berkomentar mengenai pernyataan Jubir Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar.
Sebelumnya, potongan komentar Dahnil Anzar terkait Habib Rizieq di unggahan Facebook-nya tersebut sempat viral di jejaring Twitter dan Facebook.
Akan tetapi, warganet menyimpan tangkapan layar komentar tersebut.
Dahnil Anzar diketahui menyebut bahwa Habib Rizieq bukan siapa-siapa bagi dirinya dan mendiskreditkan peran penceramah kondang itu dalam konstelasi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada warga Muhammadiyah yang berimam kepada sosok Habib Rizieq.
Hal itu pun disoroti oleh Bang Arief melalui sebuah video yang ia unggah di kanal YouTube Bang Arief.
Baca Juga: Pemerintah Akan Sediakan 1,2 Ribu Formasi Calon Aparatur Sipil Negara 2021, Berikut Rinciannya
“Kalau kita lihat secara objektif, memang statement itu terkesan sombong dan semacam mengerdilkan peran dari Habib Rizieq dalam proses politik pencapresan tahun 2019,” ucapnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Selasa, 20 April 2021.
“Apalagi kemudian Dahnil Anzar juga mengatakan bahwa Habib Rizieq tidak punya andil sama sekali terhadap hidupnya,” ujar Bang Arief.
Dengan demikian, ia membayangkan timbulnya kekesalan bahkan kemarahan dari para pendukung Habib Rizieq.
“Bahkan banyak yang mengatakan bahwa mereka mendukung Prabowo Subianto di 2019,” tuturnya.
“Dahnil Anzar yang gua lihat dalam twit-twit yang bermasalah ini berbeda sekali dengan sosok Dahnil Anzar yang gua kenal sebelumnya,” kata dia lagi.
Menurutnya, Dahnil Anzar sebelumnya merupakan sosok yang beroposisi dengan pemerintah, bersikap kritis terhadap kebijakan rezim, dan sosok yang cukup jernih dalam melihat sesuatu.
“Beberapa pihak menilai, Dahnil Anzar begitu dia masuk ke dalam pemerintahan mengikuti Pak Prabowo (sudah) kehilangan objektivitas dalam menilai, mengevaluasi beberapa persoalan termasuk yang berkaitan dengan Habib Rizieq,” tuturnya.
Ia menambahkan, ada kesan kuat bahwa Dahnil Anzar sedang melakukan pansos (panjat sosial) politik.
Kira-kira begitu, dalam rangka mendapatkan credit point dari rezim yang sedang berkuasa. Ya ini kan formula matematika politik yang sederhana,” ujar Bang Arief.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diketahui tentang European Super League, Berikut Penjelasannya
Jadi, lanjut jurnalis senior itu, ketika ada orang yang ingin naik kelas atau ingin mengalami mobilitas vertikal dalam politik, akhirnya mencoba untuk ‘menjilat’ penguasa.
“Dan cara menjilat yang paling gampang adalah menyerang oposisi, menyerang pihak yang dimusuhi oleh penguasa,” tuturnya.***