Sebut Nama Tokoh PKI Muncul dalam Kamus Sejarah, Haris Pertama Sindir Nadiem: Mendikbud Kerjanya Apa ya?

21 April 2021, 19:00 WIB
Ketua Umum KNPI, Haris Pertama meradang nama pendiri NU hilang dari kamus sejarah Indonesia jilid 1 Kemendikbud. /Twitter.com/@knpiharis

PR DEPOK - Ketua Umum (Ketum) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama menanggapi soal menghilangnya peran pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari dalam kamus sejarah.

Ia pun menyebut, bahwa tokoh-tokoh PKI malah dimunculkan dalam kamus sejarah. Haris pun mempertanyakan kinerja dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim.

Haris Pertama menyampaikan hal tersebut dalam akun Twitter pribadinya @knpiharis, pada Selasa, 20 April 2021.

Baca Juga: David Alaba Siap Berkostum Real Madrid Dalam Waktu Dekat

"Tokoh-tokoh PKI dimunculkan dalam kamus sejarah Republik Indonesia, sedangkan tokoh2 agama yang sangat berjasa seperti KH.Hasyim Asyari dihilangkan atau dilenyapkan dalam Kamus Sejarah Republik Indonesia," ujar Haris Pertama.

Lebih lanjut, Haris Pertama pun mendesak agar Mendikbud, Nadiem Anwar Makarim agar segera di reshuffle.

"MENDIKBUD kerjanya apa ya ??? Reshufle NADIEM MAKARIM @jokowi," kata Haris Pertama, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Baca Juga: BTN Dukung Program Satu Juta Rumah, Jutaan Karyawan Kontrak Dapat Miliki Rumah dengan KPR Berikut Ini

Menanggapi perkara tersebut, Kemendikbud telah memberikan klarifikasinya, bahwa tidak ada niatan untuk menghilangkan peran pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari dalam kamus sejarah.

Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid menyampaikannya dalam taklimat media di Jakarta, pada Selasa, 20 April 2021.

Tangkapan layar.*

"Kesimpulannya, terjadi keteledoran yang mana naskah yang belum siap kemudian diunggah ke laman Rumah Belajar. Tidak ada niat untuk menghilangkan KH Hasyim Asy’ari sebagai tokoh sejarah dalam buku tersebut,” ujar Hilmar Farid.

Lebih lanjut, Hilmar menjelaskan bahwa di dalam kamus sejarah juga terdapat peran dari KH Hasyim Asy’ari yang ada dalam bagian pendiri NU.

Akan tetapi, dijelaskannya bahwa peran KH Hasyim Asy’ari disebutkan di dalam halaman lain, hanya tidak ada di dalam lema atau entry.

“Jadi, narasi menghilangkan peran KH Hasyim Asy’ari itu tidak benar. Kami mengakui memang ada kesalahan teknis dan kami memohon maaf. Kesalahan itu seharusnya tidak perlu terjadi,” kata Hilmar Farid.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler