PR DEPOK – Aktivis HAM, Natalius Pigai turut menyoroti peristiwa di Papua yang melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Diketahui sebelumnya, Deputi VII BIN, Wawan Hari Purwanto menyebut KKB Papua sebagai Kelompok Separatis dan Teroris.
Hal itu ia sampaikan sebagai respons atas kasus meninggalnya Kepala BIN Daerah Papua, Brigjen TNI Putu Dani pada Minggu, 25 April 2021 sore sekitar pukul 15.50 WIT.
Baca Juga: Prediksi Liga Champions: Paris Saint-Germain vs Manchester City, Duel Dua Tim Kaya Raya
Sebagai informasi, aparat TNI atau Polri biasa menyebut kubu yang menuntut kemerdekaan Papua dengan sebutan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Sementara itu, kelompok yang dilabeli KKB itu menyebut dirinya sebagai Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM).
Menanggapi hal tersebut, Natalius Pigai lantas mengungkapkan pendapatnya melalui akun Twitter @NataliusPigai2.
Ia mengakui bahwa dirinya justru bersikap patriotik dan nasionalis dengan menolak pengecapan OPM sebagai kelompok teroris.
“Saya justru patriotik dan Nasionalis karena Demi negara saya menolak OPM Dicap Teroris,” tulis Natalius Pigai pada Senin, 26 April 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Karena dengan demikian, menurut dia, Papua sudah pasti menjadi area pembantaian seperti yang terjadi di Suriah.
“Karena dengan cap teroris sudah pasti Papua dijadikan area pembantaian seperti Suriah,” tuturnya.
Mantan Komisioner Komnas HAM itu menilai bahwa dengan adanya cap teroris tersebut, bukan tidak mungkin ada aktivitas humanitarian intervention atau intervensi kemanusiaan di Papua.
Sebagai informasi, humanitarian intervention adalah pengerahan kekuatan militer ke negara lain usai pemimpin negara asal menyatakan bahwa aksi militer itu bertujuan untuk mengakhiri pelanggaran HAM yang dilakukan oleh negara tujuan.
“Bukan tidak mungkin dunia isolasi Papua untuk humanitarian intervention @jokowi,” katanya.***