Kenapa 53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 Tidak Keluar dan Berenang? Ternyata Ini Jawabannya

27 April 2021, 14:57 WIB
Ilustrasi kapal selam KRI Nanggala-402. /ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat.

PR DEPOK – Gugurnya 53 awak kapal selam KRI Nanggala-402 di perairan utara Bali hingga saat ini masih menimbulkan pertanyaan.

Sebagian masyarakat mempertanyakan mengapa para awak kapal selam KRI Nanggala-402 itu tidak menyelamatkan diri dengan berenang keluar, dan kenapa mereka tidak membuka pintu darurat.

Nyatanya, kedua hal tersebut mustahil jika dilakukan oleh awak kapal lantaran bisa berakibat sangat fatal. Pasalnya, kapal selam KRI Nanggala-402 karam pada kedalaman 838 meter.

Baca Juga: Minta Jokowi Usut Oknum yang Perintahkan KRI Nanggala-402, Ronnie Rusli: Jangan Ada yang Cuci Tangan

Perlu diketahui, kapal selam tidak memiliki pintu darurat yang bisa dibuka kapan saja dengan leluasa.

Pintu kapal selam pun jauh lebih rumit dari yang dibayangkan, karena memang dirancang khusus agar air laut tidak bisa masuk.

Lantas, bagaimana caranya awak kapal menyelamatkan diri ketika kapal selam bocor dan seluruh badannya dimasuki air?

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari San Fransisco Maritime National Park Association, di dalam kapal selam ada kompartemen penyelamat.

Baca Juga: UAS Ajak Rakyat Donasi Guna Beli Kapal Selam Baru, Gus Nadir: Cuma Mau Ingatkan Laporan Donasi KM 50 Gak Jelas

Kompartemen penyelamat merupakan bagian kapal selam yang tidak bisa dimasuki air karena memiliki sistem isolasi, walaupun bagian-bagian lain dari kapal selam telah bocor.

Dari kompartemen tersebut lah awak kapal selam bisa menyelamatkan diri. Namun, kesempatan mereka untuk selamat juga tergantung pada kedalaman air tempat kapal selam tersebut berada.

Pada kapal selam KRI Nanggala-402 yang berada di kedalaman 838 meter, apa yang terjadi jika 53 awak kapal nekat keluar dari kedalaman tersebut?

Ketika awak kapal selam KRI Nanggala-402 membuka pintu pada kedalaman 838 meter, maka air akan masuk ke dalam kapal dengan sangat cepat dan membajiri kapal dalam hitungan detik.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Kabar KRI Nanggala-402 Ditembak Kapal Selam Prancis, Simak Faktanya

Kemudian dikutip dari Schmidt Ocean Institute, tekanan hidrostatis air meningkat sebanyak 1 atm atau atmosfer setiap kedalaman 10 meter.

Jika tekanan di udara adalah satu atm, ketika berada di laut dengan kedalaman 838 meter, maka tekanan air menjadi 83 atm. Sementara manusia hanya bisa bertahan pada tekanan air sekitar tiga hingga empat atm.

Oleh karena itu, berenang di kedalaman 838 meter adalah hal yang tidak mungkin bagi manusia.

Apabila itu terjadi dan dilakukan oleh para awak kapal, mereka akan merasa seperti diinjak 100 ekor gajah di kepala.

Baca Juga: Dianggap Menyehatkan, Berikut 6 Efek Samping Air Kelapa Jika Dikonsumsi Berlebihan

Saat air masuk ke dalam kapal selam kurang dari hitungan detik, gendang telinga manusia akan pecah, paru-paru akan mampat sehingga menyebabkan rasa sakit yang luar biasa dan kemudian pecah. Selanjutnya, diikuti oleh pembuluh darah dan organ seluruh tubuh yang ikut hancur.

Jadi, membuka pintu kapal selam dan berenang keluar adalah hal yang mustahil kecuali kapal selam tersebut masih berada di kedalaman laut yang dangkal.

Pada kedalaman dangkal, awak kapal mungkin masih bisa menahan tekanan air yang masuk dan mencoba berenang keluar. Namun dalam kedalaman 838 meter, hal itu sangat mustahil dan tidak bisa dilakukan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: San Francisco Maritime Schmidt Ocean Institute

Tags

Terkini

Terpopuler