Sebut Rezim Sekarang Sukses Buat Rakyat Takut Radikalisme, Christ: padahal Cuma Trik Politik Dinasti Oligarki

4 Mei 2021, 18:46 WIB
Tokoh Papua, Christ Wamea. /Twitter @PutraWadapi

PR DEPOK - Tokoh Papua, Christ Wamea tampak mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang belakangan ini sering mempermasalahkan soal radikalisme dan intoleran.

Christ Wamea menilai isu radikalisme yang dibuat pemerintah Jokowi merupakan rekayasa yang telah berhasil dilakukan, di mana pemerintah telah membuat rakyat bodoh dengan isu tersebut.

Bahkan, menurut Christ Wamea kini pemerintah juga berhasil membuat masyarakat takut dengan isu radikalisme dan intoleran yang kerap kali disebut-sebut pemerintah.

Baca Juga: Cara Daftar Bansos Rp3,5 Juta untuk Tambahan Modal Usaha dari Kemensos

"Rekayasa rezim ini berhasil dimn rakyat dibikin bodoh dan dibuat begitu takut dengan radikalisme dan intileransi," kata Christ Wamea seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @PutraWadapi pada Selasa, 4 Mei 2021.

Terkait munculnya isu radikalisme yang santer dibicarakan, Christ Wamea lantas menegaskan bahwa rekayasa itu merupakan trik politik pemerintah yang sengaja dibuat.

Tujuan dari dibuatnya rekayasa menyoal radikalisme itu, lanjut dia, adalah untuk melancarkan dinasti politik serta oligarki yang terjadi dipemerintahan saat ini.

Baca Juga: Dukung Novel Baswedan dan 70 Pegawai Lain Dipecat dari KPK, Ferdinand: Tak Lolos Uji ASN, Betul Malapetaka

"Padahal itu cuma trik politik utk memuluskan dinasti politik dan oligarki," ucap Christ Wamea mengakhiri cuitannya.

Cuitan Christ Wamea. Tangkap layar Twitter.com/@PutraWadapi.

Seperti diketahui bersama, isu radikalisme dan intoleran belakangan ini memang santer diperbincangkan publik.

Pemerintah juga sering mengaitkan isu tersebut dengan berbagai hal, apalagi setelah aksi terorisme terjadi di Gereja Katedral, Kota Makassar dan penyerangan di Mabes Polri beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Cek Penerima BST DKI Jakarta Tahap 4 di corona.jakarta.go.id, Sudah Cair Awal Mei 2021

Banyak pihak yang memperdebatkan soal radikalisme yang muncul karena adanya dua insiden tersebut.

Dari dua insiden itu pula, munculah kejadian-kejadian lain seperti pembatalan kajian di PT Pelni karena dugaan adanya radikalisme.

Lalu penangkapan pengacara Habib Rizieq, Munarman yang diduga terlibat aksi terorisme dan banyak lagi.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @PutraWadapi

Tags

Terkini

Terpopuler