PR DEPOK - Sekretaris Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti belum lama ini membahas soal tes wawasan kebangsaan yang digelar oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Tes yang diberlakukan pada pegawai hingga penyidik KPK tersebut bertujuan untuk mengalihkan status mereka menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
Dari tes wawasan kebangsaan itu, beredar kabar bahwa pertanyaan yang muncul salah satunya terkait dengan doa qunut dalam salat subuh.
Hal itu lantas ditanggapi oleh Abdul Mu'ti, ia membuat sebuah percakapan antara ibu dan anak perihal qunut. Dalam percakapan fiksi itu, sang anak senang belajar agama dan tengah menghafal doa qunut.
"Ibu: Kalau boleh tahu, apa yang kamu pelajari?. Fulan: Saya menghafal doa-doa. Ibu: doa apa saja?. Fulan: saya menghafal doa qunut," kata Abdul Mu'ti dalam ceritanya pada Rabu, 5 Mei 2021.
Kemudian sembari menyindir soal tes wawasan kebangsaan, tokoh Fulan mengungkapkan bahwa dirinya menghafal qunut demi masa depan kariernya menjadi ASN.
"Fulan: Selain agar saya selamat, doa Qunut berguna untuk kesuksesan karir. Ibu: Memang kamu ingin menjadi apa?. Fulan: Saya ingin menjadi ASN," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @Abe_Mukti.
Setelah itu, sang ibu menanyakan hubungan antara menjadi ASN dengan doa Qunut. Lalu si anak langsung menjelaskan bahwa seniornya sempat gagal menjadi ASN lantaran tidak hafal doa Qunut.
"Ibu: Dulu waktu kakakmu menjadi ASN tidak perlu menghafal doa Qunut. Fulan: Kalau dulu, cukup jalani tes dengan tulus sudah lulus, sekarang perlu hafal Qunut biar bisa lulus," ujar Abdul Mu'ti menambahkan.
Tak hanya sampai di situ, masih sambil menyindir, Abdu Mu'ti pun memberikan semangat pada warganet untuk menghafal doa Qunut, bila hendak menjadi ASN.
Bahkan, ia juga menyarankan pada warganet yang sudah menjadi ASN, untuk ikut pula menghafal doa qunut lantaran boleh jadi doa Qunut nantinya bisa menjadi syarat untuk kenaikan jabatan bagi ASN.
"Bagi pembaca yang yang ingin menjadi ASN, selamat menghafal Qunut. Bagi yang sudah menjadi ASN, jangan lupa menghafal Qunut. Siapa tahu nanti menjadi syarat kenaikan pangkat dan menjadi pejabat," kata Abdul Mu'ti di akhir cerita.
Diketahui sebelumnya, terdapat 75 orang pegawai KPK, termasuk penyidik yang tidak lolos atau tidak memenuhi syarat dalam tes wawasan kebangsaan.
Berdasarkan kabar yang beredar, pegawai yang tak lulus TWK KPK tersebut terancam berhenti bekerja di KPK, dan salah satu pihak yang digadang-gadangkan tak lolos adalah penyidik senior KPK, Novel Baswedan.
Selain itu, muncul pula kabar terkait pertanyaan-pertanyaan yang disediakan dalam tes tersebut. Beberapa di antaranya terdapat pertanyaan yang membahas soal doa qunut dan organisasi Front Pembela Islam (FPI).
Bocoran informasi pertanyaan itu pun sontak menuai kritikan dari banyak pihak lantaran dinilai tidak berhubungan dengan tes wawasan kebangsaan KPK.***