PR DEPOK - Sosiolog, Arief Munandar, mengomentari soal heboh paduan suara yang menyanyikan Asmaul Husna di Masjid Isqilal belum lama ini.
Dalam pernyataannya, ia menyoroti sikap Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, yang sempat mengunggah video paduan suara Jakarta Youth Choir yang melantukan Asmaul Husna yang lantas dinilai terdengar seperti nyanyian.
Melihat ramai orang mengkritik unggahan Ahmad Riza Patria ini, Arief Munandar berpendapat bahwa jika pejabat publik tidak memiliki sensitifitas, maka rakyatnya pun akan kerap dibuat gaduh.
"Muncul kontroversi dari berbagai pihak, bukan persoalan benar dan salah, tapi juga persoalan pantas dan tidak. Ketika pejabat publik tidak punya sensitifitas maka rakyat akan senantiasa dibuat gaduh," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Bang Arief.
Menurutnya, seorang pejabat publik seharusnya berpikir panjang atas setiap informasi atau hal yang akan diunggahnya di media sosial.
"Sebelum posting sesuatu tuh pikirin dulu dampaknya apa. Kalau dia berguna, posting, kalau bakal menimbulkan polemik nggak penting, kisruh segala macam ya jangan," tutur sosiolog tersebut.
Arief Munandar menilai jika seseorang menghapus unggahan yang banjir kritik, itu menandakan bahwa orang tersebut merasa bersalah.
"Ini menunjukkan perasaan bersalah biasanya, dengan kata lain dampak dari kurang berpikir," katanya melanjutkan.
Kendati yang dilantunkan oleh Jakarta Youth Choir itu adalah nama-nama baik Allah SWT atau Asmaul Husna, ujar Arief Munandar, hal ini menjadi kontroversi lantaran dianggap tidak lazim jika ada paduan suara, yang biasanya bernyanyi, menampilkan aksinya di masjid.
Terlebih video paduan suara yang melantukan Asmaul Husna di Masjid Istiqlal itu diunggah pula oleh Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.
"Memang persoalannya pada 'kepantasan'. Gua nggak mau ribet secara fiqih benar atau salah, ini diperbolehkan atau tidak ada choir di masjid. Gua nggak mau ribut di situ," ujarnya menerangkan.
Hanya saja, kata pria yang juga seorang jurnalis itu, jika dilihat dari segi sensitifitas, ada persoalan kepantasan dalam penampilan paduan suara tersebut di masjid, yang merupakan rumah ibadah dan tempat salat.
"Karena bagaimanapun, umat Islam itu punya konsepsi tentang masjid. Ada yang pantas, ada yang tidak pantas dilakukan di masjid. Gua sependapat masjid itu bukan sekedar tempat untuk ibadah ritual, betul gua setuju," tutur Arief Munandar.
Akan tetapi, lanjutnya, tetap ada hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan di masjid.
Menurutnya, mayoritas umat muslim pun akan beranggapan bahwa salah satu yang tidak pantas dilakukan di masjid adalah paduan suara.***