Warganet Curiga RI Tak Dapat Kuota Haji karena Dana Habis, Cholil Nafis: Jangan Curiga, Uangnya Pasti Ada

3 Juni 2021, 11:01 WIB
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Prof KH M Cholil Nafis. /Instagram @cholilnafis

PR DEPOK – Indonesia dikabarkan tidak mendapatkan kuota keberangkatan jemaah haji untuk 2021. Pasalnya, vaksin Sinovac yang dipakai di Indonesia secara massal belum mendapatkan izin dari Arab Saudi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Prof KH M Cholil Nafis mengatakan ketidakpastian kuota haji saat ini memungkinkan haji reguler 2021 ditiadakan lantaran waktu yang sudah mepet.

Cuitan Cholil Nafis. Twitter @cholilnafis

Klo bagi anak bangsa Indonesia tdk bisa mendarat di Arab saudi pastinya tak bisa juga mendapat kuota calon  jemaah haji. Ini masalah ketidakpastian kuota dari Arab Saudi dan ada masalah kepercayaan pada penyelesaian covid-19. Waktu yg mepet ini sulit ada haji reguler thn 2021,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @cholilnafis pada Kamis, 3 Juni 2021.

Baca Juga: Tak Setuju Anggaran 1,760 Triliun untuk Alutsista, Abdillah Toha: Kita Sedang Bersiap Mau Perang Lawan Siapa?

Cuitan tersebut kemudian dibalas oleh salah satu warganet dengan akun @embrio_54. Tampak curiga, dia mengatakan bahwa Indonesia tidak dapat kuota haji lantaran telah kehabisan dana.

Cuitan Warganet yang ditujukan kepada Cholil Nafis.

Maaf Yai... Kalau Curiga boleh...? Kecurigaan nya ialah dana Haji dah habis,” ujarnya.

Cholil Nafis pun menjawab tak perlu curiga karena dana sudah pasti ada. Ia juga mengaku mendengar langsung dari Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bahwa uang haji aman dan dikelola dengan bagus.

Baca Juga: 5 Alasan Inggris Bisa Menangkan Euro 2020, Grup yang Relatif Nyaman Salah Satunya

Cuitan Cholil Nafis. Twitter @cholilnafis

Jgn curiga. Krn pastinya uangnya ada. Saya mendengar langsung dari BPKH bahwa uangnya Ada dan bagus pengelolaannya,” tuturnya.

Sebelumnya, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengaku belum memahami alasan Indonesia belum mendapat izin masuk ke Saudi sekaligus kriteria ibadah haji yang ditetapkan.

Sementara otoritas penerbangan Saudi pada Selasa, 1 Juni 2021 memberikan izin masuk untuk 11 negara, yaitu Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, Italia, Inggris, Irlandia, Jepang, Jerman, Prancis, Portugal, Swedia, dan Swiss.

Baca Juga: Nagita Slavina Jadi Duta PON XX Papua, Arie Kriting Sebut bukan Wajah Perempuan Papua

"Penanganan Covid-19 saya kira menjadi isu penting. Penanganan Covid di Indonesia termasuk relatif bagus. Saya belum tahu kenapa warga Indonesia masih belum diizinkan masuk ke Saudi," kata Gus Yaqut seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Kemenag RI.

Menurutnya, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dibanding sejumlah negara yang diizinkan masuk. Bahkan, Amerika Serikat menjadi negara dengan kasus tertinggi di dunia.

"Kalau diurutkan, USA tertinggi jumlah kasus Covid-19 di dunia. Prancis di urutan 8, Italia urutan 9, Jerman urutan 17, sementara  Indonesia di urutan 19 jumlah kasus Covid-19-nya. Jadi saya belum tahu kriteria yang digunakan Saudi," tuturnya.

Baca Juga: Jokowi Sebut Koneksi 5G Mudahkan Ideologi Radikal, Gus Nadir: Solusinya Apa? Kembali saja ke Revolusi Mental

Meski demikian, Kementerian Agama (Kemenag) akan mengambil sikap dan segera memutuskan nasib penyelenggaraan ibadah haji 2021 seusai menghadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Gus Yaqut mengatakan pemerintah sudah tidak bisa menunggu lagi soal kepastian pelaksanaan ibadah haji dari pemerintah Arab Saudi, karena hingga saat ini otoritas Arab Saudi tak kunjung memberikan informasi resmi soal haji.

Ia mengatakan pemerintah akan segera mengambil keputusan baik dengan atau tanpa pengumuman dari Pemerintah Arab Saudi. Sebab, persiapan pelaksanaan haji sudah melewati batas akhir.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler