PR DEPOK – Mantan Ketua Komisi Yudisial (KY), Aidul Fitriciada Azhari turut menyoroti karya ilmiah atau paper yang ditulis Presiden RI ke-5, Megawati Soekarnoputri.
Karya ilmiah tersebut beredar di media sosial menyusul kabar Megawati akan diberikan gelar profesor kehormatan dengan status Guru Besar Tidak Tetap oleh Universitas Pertahanan RI (Unhan).
Karya ilmiah itu ditulis oleh orang diduga Megawati sendiri, yang mengulas kepemimpinan Presiden Megawati Soekarnoputri periode 2001-2004.
Baca Juga: Kapan Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 17 Diumumkan? Simak Estimasi Jadwalnya Berikut Ini
Nama lengkap penulisnya adalah Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri yang serupa dengan nama lengkap Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut.
Karya ilmiah Megawati di Unhan itu pun disebut-sebut seolah sedang memuji kepemimpinan Presiden Megawati sendiri.
Tak setuju dengan penyebutan itu dan dinilai keliru, Aidul Fitriciada mengatakan kesimpulan yang tepat atas karya ilmiah tersebut adalah Megawati memuji Presiden RI ke-5.
“Seharusnya Megawati memuji kepemimpinan Presiden RI ke-5. Soal Presiden RI ke-5 dijabat oleh Megawati adalah kebetulan belaka dan di luar tanggung jawab Megawati selaku Penulis,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @AidulFa pada Rabu, 9 Juni 2021.
Cuitan Aidul Fitriciada itu rupanya ditanggapi oleh salah satu warganet dengan akun @Abramanto. Melihat hal itu dia mengatakan bahwa pejabat di Indonesia lucu-lucu.
“Pejabat Indonesia Lucu2 ya Kang,” ujarnya.
Baca Juga: Lulus dari Universitas Ternama Dunia, Ini Kata Maudy Ayunda
Kemudian, Aidul membalasnya dan setuju dengan pernyataan tersebut.
“Makanya bangsa Indonesia hidup bahagia karena banyak hiburan,” tuturnya.
Diketahui, Universitas Pertahanan (Unhan) memberikan gelar profesor kehormatan kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Rektor Unhan RI Laksamana Madya TNI Amarulla Octavian mengatakan pemberian gelar Profesor Kehormatan kepada Megawati tidak terlepas dari kepemimpinannya dalam menghadapi krisis multi dimensi di era pemerintahannya.
Keberhasilan Megawati di antaranya dalam menuntaskan konflik sosial, seperti penyelesaian konflik Ambon, konflik Poso, pemulihan pariwisata pasca bom Bali, dan penanganan permasalahan TKI di Malaysia.
Para Menteri Kabinet Gotong Royong di bawah kepemimpinan Megawati dan sejumlah guru besar dari dalam dan luar negeri pun mengakui peran Megawati dan telah memberikan rekomendasi akademik atas kuatnya karakter kepemimpinan Megawati.
Sejumlah guru besar, lanjutnya, menjadi promotor Megawati menjadi profesor kehormatan.
Beberapa guru besar dari dalam negeri yang memberikan rekomendasi akademik berasal dari beberapa perguruan tinggi negeri papan atas. Sedangkan guru besar dari luar negeri berasal dari Jepang, Cina, Korea Selatan, dan Prancis.***