PR DEPOK – Mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mengusulkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dipasangkan dengan Habib Rizieq Shihab pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Ferdinand menilai jika Anies Baswedan dipasangkan dengan Rizieq Shihab, maka pertarungan politik di Indonesia akan semakin jelas menunjukkan kelompok-kelompok nasionalis dan non-nasionalis.
“Saya mengusulkan, pasangkan saja Anies Baswedan dengan Rizieq Shihab supaya pertarungan politik ini semakin jelas siapa kelompok nasionalis Indonesia dan siapa kelompok non-nasionalis,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Ferdinand Hutahaean pada Senin, 14 Juni 2021.
Baca Juga: Cara Daftar UMKM Online 2021 Gratis Lewat HP Melalui Website OSS di Link oss.go.id
Menurutnya, pasangan Anies Baswedan dan Rizieq Shihab juga kemungkinan akan menjadi lawan yang tangguh di Pilpres 2024 meskipun tidak akan menang.
“Tetapi akan tangguh, pertandingan di lapangan akan keras, pertempuran di lapangan akan keras,” tuturnya.
Namun Ferdinand belum yakin hal tersebut benar-benar akan terjadi.
Pasalnya Rizieq Shihab saat ini sedang menjalani tuntutan di pengadilan atas beberapa kasusnya.
“Jaksa penuntut umum terakhir menuntut Rizieq Shihab 6btahun. Bagaimana kalau dia divonis oleh hakim 4 ahun? Lewat sudah peluangnya untuk menjadi calon presiden,” ujarnya.
Sementara itu, terkait isu dari kelompok 212 yang menjual Rizieq Shihab di Pilpres 2024, Ferdinand menegaskan jualannya tidak akan laku.
“Jadi kelompok 212 ini menjual Rizieq Shihab, saya pikir ini jualan tak laku ya meskipun ada bagusnya dipasangkan dengan Anies Baswedan,” katanya.
Meski begitu Ferdinand tetap yakin akan sangat menarik bila Rizieq Shihab dan Anies Baswedan dipasangkan pada Pilpres 2024.
“Jadi Anies Baswedan-Rizieq Shihab, capres cawapres, keren sih. Monggo silakan dilanjutkan tetapi ya Anda akan berhadapan dengan Indonesia seutuhnya,” ujarnya.
Lebih lanjut Ferdinand mengingatkan bahwa 2024 nanti akan menjadi bukti kecintaan seluruh rakyat kepada Indonesia.
“Ketika Anda mendukung capres dan cawapres yang tidak memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk memimpin negara ini, maka di situlah kita menunjukkan bahwa kita tak cinta Indonesia,” tuturnya.
Akan tetapi, lanjutnya, jika mendukung sosok atau yang memang memiliki kapasitas, kapabilitas dan pengalaman memimpin, maka itu adalah bentuk cinta kepada Indonesia.
“Ayo kita dukung bersama siapapun tokoh yang akan berani mengatakan membela NKRI membela Pancasila dan memiliki kualifikasi sebagai pemimpin ke depan yang meneruskan apa yang telah dirintis oleh Pak Jokowi. Jangan biarkan negara ini kembali ke masa kelam ke masa lalu,” ujarnya.***