PR DEPOK - Dokter Umum, dr. Adam Prabata, turut mengomentari insiden jenazah yang tergeletak di depan rumah berjam-jam lantaran terkendala antrean mobil jenazah.
Adam Prabata menyoroti peristiwa jasad seorang pria positif Covid-19 yang dibiarkan begitu saja di depan rumah lantaran tak ada warga yang berani untuk menyentuhnya.
Dalam keterangan tertulis, Adam Prabata pun menyindir orang-orang yang kerap tak mempercayai bahaya Covid-19 dan dengan entengnya menyebut bahwa pasien meninggal karena Covid-19 itu hanya settingan.
Ia yang kesal dengan lontaran pernyataan dari orang-orang yang meremehkan Covid-19 lantas menunjukkan bahwa jenazah yang tergeletak di depan rumah itu adalah bukti.
"Buat orang-orang di luar sana yang masih suka ngomong:"Mana nih mayat bergelimpangan karna Covid?" "Semua yang meninggal karena Covid tuh di RS, karena itu settingan!". Udah puas belum kalian liat berita ini?," ujarnya, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @AdamPrabata.
Untuk diketahui, dr. Adam Prabata memang kerap menyuarakan bahaya Covid-19.
Baru-baru ini ia juga memaparkan tentang dampak Covid-19 yang ternyata juga bisa memicu perubahan struktur otak pada pasiennya.
Ia menuturkan, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pasien Covid-19 baik yang bergejala berat ataupun ringan sama-sama bisa mengalami penyusutan otak.
"Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan perubahan struktur otak penderitanya. Efek pada otak ini bahkan dapat dialami oleh orang yang mengalami Covid-19 gejala ringan," tutur Adam menerangkan.
Baca Juga: Mulai 28 Juni, Italia Tak Lagi Wajibkan Kenakan Masker di Luar Ruangan
Selain mengganggu pengecapan dan penciuman, kata Adam, penyusutan sejumlah area otak ini bisa berakibat pada memori dan emosi.
"Nah selain gangguan pengecapan dan penciuman, area pada otak yang menyusut tersebut juga bertanggung jawab dalam memori dan emosi," ujarnya.
Sementara itu, terkait jasad pria yang tergeletak di depan rumah selama berjam-jam, mobil jenazah tak juga membawanya lantaran masih mengantre dengan pasien lain.
Terpantau hingga Senin, 22 Juni 2021 malam, jenazah tersebut masih belum dibawa oleh ambulans atau mobil jenazah.
Warga setempat pun tak ada yang berani untuk menyentuh jenazah positif Covid-19 itu lantaran takut terpapar.***