Heran Kritik Diminta Harus Sopan, Syahrial Nasution: Apakah BuzzeRp Pemecah Belah Bangsa Menjunjung Etika?

1 Juli 2021, 13:58 WIB
Politisi Partai Demokrat, Syahrial Nasution. /Twitter @syahrial_nst

PR DEPOK – Politisi Partai Demokrat, Syahrial Nasution heran dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta dalam menyampaikan kritik harus mengedepankan sopan santun dan etika.

Padahal menurut Syahrial Nasution, bila melontarkan kritik tentunya harus sesuai dengan kadar yang menjadi keresahannya.

Syahrial Nasution pun menyinggung soal etika dan sopan santun para buzzer yang kerap menyerang dan memecah belah bangsa.

Baca Juga: Prediksi Babak Perempat Final Euro 2020 Swiss vs Spanyol, Ambisi La Furia Roja ke Babak Semifinal

Cuitan Syahrial Nasution. Twitter @syahrial_nst

Kritikan pun dimintakan sopan santun dan etika. Pdhl membalas perbuatan zalim sesuai kadar kezaliman, tdk berdosa. Saya mau tanya, apakah penguasa yg membiarkan buzzeRp merajalela dgn merundung dan memecah belah persatuan bangsa, menjunjung etika?” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun Twitter pribadinya @syahrial_nst pada Kamis, 1 Juli 2021.

Syahrial Nasution mengkritik Presiden Jokowi dengan sopan dan santun terkait persoalan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko dengan Partai Demokrat.

Cuitan Syahrial Nasution. Twitter @syahrial_nst

Saya ingin kritik Pak Presiden @jokowi dg sopan dan santun: tolong, pecat KSP Moeldoko. Pegawai istana yg tdk patuh hukum dan tdk beretika. Dia membegal @Pdemokrat dan kalah. Tapi masih berusaha menggugat keputusan Menkumham Yasonna Laoly, memaksakan kehendak. Ini kritik pak,” ujarnya.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Matahari Paling Menarik untuk Ungkap Karakter Positif yang Anda Miliki

Diketahui sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan dalam menyampaikan kritik harus mengedepankan sopan santun karena Indonesia memiliki budaya tata krama.

Peringatan tersebut disampaikan Jokowi saat menanggapi kritik dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) yang menjulukinya sebagai “The King of Lip Service”.

Awalnya, Jokowi menyebutkan sejumlah kritik yang kerap ia dapatkan sejak lama.

Baca Juga: Sebut Habib Rizieq Sebagai Satrio Piningit, Ridwan Saidi: Dia Orang yang Ditunggu-tunggu, Sekarang Sudah Tiba

“Itu kan sudah sejak lama ya, dulu ada yang bilang saya ini klemar-klemer, ada yang bilang juga saya itu plonga-plongo, kemudian ganti lagi ada yang bilang saya ini otoriter, kemudian ada juga yang ngomong saya ini bebek lumpuh, dan baru-baru ini ada yang ngomong saya ini Bapak bipang dan terakhir ada yang menyampaikan mengenai The King of Lip Service,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Presiden mengatakan hal-hal seperti itu merupakan bentuk ekspresi kritik dari mahasiswa dan diperbolehkan lantaran Indonesia adalah negara demokrasi.

“Saya kira ini bentuk ekspresi mahasiswa, dan ini negara demokrasi jadi kritik itu ya boleh-boleh saja. Universitas tidak perlu menghalangi mahasiswa untuk berekspresi,” tuturnya.

Baca Juga: Kontrak Lionel Messi Habis di Barcelona, Kevin Durant: Gila!

Akan tetapi, Jokowi mengingatkan dalam berekspresi atau memberikan kritik harus tetap menjunjung etika dan sopan santun.

“Tapi juga ingat kita ini memiliki budaya tata krama, memiliki budaya kesopansantunan. Saya kira biasa aja. Mungkin mereka sedang belajar mengekspresikan pendapat,” ujarnya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler