PR DEPOK – Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu menanggapi imbauan Wapres Ma'ruf Amin agar masyarakat tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks.
Said Didu mengaku sudah mengikuti imbauan Ma'ruf Amin tersebut. Ia pun menyebutkan sejumlah informasi yang dari dulu tidak pernah dipercayaianya.
Adapun informasi yang tidak dipercayai Said Didu adalah terkait mobil Esemka, utang, impor, dan ekonomi meroket.
Baca Juga: BLT Subsidi Gaji untuk Karyawan Berpenghasilan di Bawah Rp5 Juta, Ini Info Terbarunya
“Saya sdh ikuti himbauan pak Wapres, makanya dari dulu saya tdk percaya hoax ttg esemka, tdk akan utang, tdk akan impor, ekonomi meroket dll,” katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @msaid_didu.
Selain itu, Said Didu juga mengajak untuk tidak mudah mempercayai suatu informasi sebagaimana imbauan Wapres Ma'ruf Amin.
“Ayo kita kompak jangan percaya hoax spt imbauan pak Wapres. Juga saya tdk percaya hoax bhw MU dan Arsenal klub hebat,” tutur Said Didu mengakhiri cuitannya.
Sebelumnya diketahui, Wapres Ma'ruf Amin mengimbau seluruh masyarakat waspada dalam menerima setiap informasi agar tidak mudah termakan berita bohong atau hoaks.
Ma'ruf Amin mengatakan saat ini masyarakat kerap mendapatkan informasi palsu. Oleh karena itu menurutnya perlu adanya edukasi dan pendidikan.
"Yang harus kita jaga adalah kewaspadaan kita, dan tidak serta merta menerima informasi. Masyarakat harus diedukasi, dididik. Ini yang menjadi tugas kita semua," kata Ma'ruf Amin dikutip dari kanal YouTube Lemhannas RI.
Ma'ruf Amin pun mengajak semua pihak memeriksa kembali ketika mendapat informasi dari orang lain maupun media sosial lantaran banyak informasi mengandung ketidakbenaran, hoaks, hingga fitnah.
Hal tersebut disampaikan Ma’ruf Amin saat memberikan kuliah umum pada PPRA LXII dan PPSA XXIII Lemhanas Tahun 2021 pada Selasa, 6 Juli 2021.
Lebih lanjut pada kesempatan itu, ia juga menyebut banyaknya hoaks yang tersebar bisa menimbulkan disinformasi di tengah masyarakat.
Menurutnya, kabar bohong bisa menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat. Kondisi tersebut juga menjadi persoalan baru yang muncul di tengah krisis akibat pandemi Covid-19.
"Kalau kita tidak waspada, tidak eling, hancur. Betul-betul kita harus (waspda)," tuturnya.***