Pimpin KTM GNB, Menlu Sampaikan 3 Hal Seputar Vaksin Covid-19, Pemulihan Ekonomi, dan Kemerdekaan Palestina

15 Juli 2021, 18:45 WIB
Menlu RI Retno Marsudi. /Antara

PR DEPOK – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno L.P Marsudi didapuk untuk memimpin Delegasi RI pada Konferensi Tingkat Menteri (KTM) Mid-Term Gerakan Non-Blok (GNB) sudah berlangsung secara daring mulai 13-14 Juli 2021 di bawah keketuaan Azerbaijan.

Dalam pertemuan KTM tersebut, Menlu RI mengatakan bahwa GNB masih menghadapi tantangan yang belum berubah sejak 60 tahun yang lalu.

Terdapat tiga hal yang disampaikan oleh Menlu yakni mengenai akses terhadap vaksin Covid-19 yang berkeadilan, kerja sama untuk pemulihan ekonomi, dan kemerdekaan Palestina.

Baca Juga: Risma Ancam Pindahkan ASN ke Papua jika Lelet, Andi Arief: Alam Bawah Sadar, Mudah-mudahan Tak Diulangi

Tantangan yang dimaksud Menlu Retno mulai dari isu-isu mengenai kekuatan besar dunia, ketidaksetaraan, kesenjangan, dan ketidakadilan sosial-ekonomi.

Isu-isu itu kini menjadi lebih kompleks dengan munculnya sejumlah tantangan di masa kini.

Maka dari itu prinsip-prinsip dan nilai-nilai dari GNB termasuk multilateralisme bisa menjadi lebih sesuai.

Dalam KTM tersebut, Menlu Retno mengungkapkan ada tiga hal yang dapat digunakan GNB untuk bisa bersinergi dan menjadi bagian dari penyelesaian.

Baca Juga: Deddy Corbuzier hingga Sunan Kalijaga Komentari Video Viral Oknum Satpol PP yang Pukul Wanita Hamil

Pertama Menlu Retno mengutarakan mengenai akses terhadap vaksin Covid-19 yang berkeadilan.

“Kesenjangan vaksinasi saat ini sangat besar. Sebagian besar negara maju telah menyuntikkan vaksin setara dengan 70 persen populasi mereka, sementara sebagian besar dari negara GNB masih di bawah sepuluh persen,” ujar Menlu Retno dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Sekretariat Kabinet.

Menlu juga menuturkan bahwa negara GNB mempunyai prioritas untuk meminimalkan atau mengecilkan kesenjangan dan mengakselerasi vaksinasi di negara-negara berkembang.

Baca Juga: Kemenkes Perluas Jangkauan Layanan Telemedicine dan Obat Gratis ke Wilayah Bodetabek

GNB diharap bisa memberikan kontribusi dengan melakukan beberapa hal seperti lebih menggemakan lebih banyak dose-sharing, memperkuat dukungan kepada COVAX Facility, dan memberikan dukungan kepada TRIPS waiver negotiation.

Kedua, Menlu menerangkan mengenai pemulihan ekonomi. Pandemi disebut telah membuat ratusan juta orang terperosok ke dalam jurang kemiskinan dan mampu memperlambat kemajuan ke arah SDG.

Maka dari itu GNB harus bisa menjalin kerja sama untuk memastikan adanya partisipasi dari negara-negara berkembang pada arsitektur keuangan internasional, menyelesaikan praktik perdagangan yang tidak adil, dan persyaratan donor, serta menaikkan kemitraan global demi pembangunan.

Baca Juga: Erick Thohir Sampaikan Kabar Duka, Mantan Menteri BUMN Sugiharto Tutup Usia

“Indonesia akan menggunakan Presidensi G20 tahun depan untuk memajukan kepentingan negara berkembang,” tutur Menlu.

Ketiga, Menlu menyampaikan mengenai kemerdekaan Palestina. Negara inilah satu-satunya yang belum meraih kemerdekaannya.

Seluruh negara anggota GNB harus memberikan pengakuan terkait keberadaan Palestina, memberikan dukungan pada peluncuran kembali negosiasi multilateral yang kredibel dan memastikan adanya akses kemanusiaan demi mengurangi beban penderitaan dari masyarakat Palestina.

Baca Juga: Sebut Risma Rasis ke Papua Soal Ancam ASN Mutasi, Veronica Koman Ungkit Tragedi 2018 Mahasiswa di Surabaya

Mengakhiri pernyataannya, Menlu mengatakan bahwa secara tegas bahwa GNB mempunyai kekuatan dari sisi ukuran dan jumlah negara anggota.

“Negara GNB dapat menerjemahkan kekuatan tersebut menjadi pengaruh positif bagi dunia jika kita terus bekerja sama dan tetap setia pada Dasasila Bandung,” tutur Menlu RI.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Sekretariat Kabinet

Tags

Terkini

Terpopuler