Survei Serologi Covid-19: Setengah Penduduk Jakarta Terdeteksi Mempunyai Antibodi Covid-19

19 Juli 2021, 14:00 WIB
Ilustrasi Covid-19. /Pixabay

PR DEPOK – Pada tanggal 15-31 Maret 2021 Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Tim FKM-UI, Lembaga Eijkman dan CDC Indonesia melaksanakan survei serologi.

Hasilnya pada survei serologi tersebut didapatkan fakta bahwa setengah penduduk Jakarta pernah terkena virus SARS-CoV-2 yang jadi penyebab Covid-19.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari akun instagram dkijakarta, survei serologi sendiri merupakan survei yang digunakan dengan cara mengukur proporsi warga yang mempunyai antibodi terhadap virus SARS CoV-2.

Antibodi sendiri akan tercipta jika seseorang pernah terpapar atau sudah divaksinasi. Hingga saat survei ini diselenggarakan jumlah penduduk Jakarta yang sudah melakukan vaksin baru di kisaran 11,4 persen.

Baca Juga: Sulit Dapatkan Haaland, Kini Chelsea Incar Robert Lewandowski, Intip Tawarannya

Berdasarkan 4.919 orang yang disurvei, didapatkan hasil yaitu 44,5 persen dari mereka yang sudah terkena virus SARS CoV-2 dengan rentang usia 30-49 tahun.

Infeksi pada segmen ini cenderung tinggi pada wanita dengan persentase 47,9 persen dan infeksi lebih banyak diderita oleh kelompok yang sudah menikah dengan persentase sebesar 39,8 persen.

Mereka yang terkena infeksi kebanyakan berada dalam kondisi berat badan berlebih dan obesitas serta kadar gula darah sewaktu yang tinggi.

Jika mengacu kepada jumlah penduduk Jakarta yakni 10,6 juta, maka ada 4.717.000 penduduk Jakarta yang pernah terinfeksi virus pada akhir Maret lalu.

Baca Juga: Telah Resmi Menjadi Peserta, Forum RT RW Nagrak Cianjur Kini Dilindungi BPJS Ketenagakerjaan

Penduduk yang paling banyak terkena infeksi tinggal di pemukiman yang padat penduduk dengan persentase 48,4 persen

Saat survei ini sedang berlangsung, total kasus yang terkonfirmasi di Jakarta berjumlah 382.055.

Hal ini menunjukkan dari 4,7 juta perkiraan warga yang pernah terinfeksi hanya ada 8,1 persen yang terdeteksi.

Padahal pelaksanaan testing yang dilakukan di Jakarta sudah sangat tinggi yaitu lebih dari standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO 10-20x.

Baca Juga: Siap Optimalkan Penyaluran, PT Pos Indonesia akan Salurkan BST 2 Bulan Sekaligus dengan Nominal Rp600 Ribu

Ini juga bermakna bahwa ada sejumlah kasus yang tidak bergejala dan tidak pernah terjadi tes dan tidak terdeteksi.

Virus ini bersifat elusive atau licin sebab bisa terus melakukan yang namanya mutasi. Semakin kita paham akan virus ini, maka semakin kita bisa menyusun strategi yang tepat dalam menghadapinya.

Maka dari itu, Pemprov DKI Jakarta terus mendukung berbagai upaya lewa survei, uji klinis, penelitian di Jakarta sehubungan dengan Covid-19.

Hasil survei serologi ini pun telah dijadikan sebagai dasar ilmiah dalam pengambilan keputusan dan penyusunan strategi yang akan diimplementasikan ke depan.

Pemprov DKI pun menyebut sudah memberikan laporan ini kepada Pemerintah Pusat.

Maka dari itu pemerintah juga terus berupaya memperkuat 3T dan masyarakat pun harus bisa menerapkan disiplin 5M.

Hal terpenting lainnya, Pemprov DKI Jakarta juga ingin memastikan agar semua yang menjalankan aktivitas di Ibu Kota sudah mempunyai kekebalan sebagai bentuk langkah antisipatif bilah kejadian ini berubah menjadi endemi. Jangkauan vaksinasi pun harus terus diperluas melalui berbagai gerakan kolaboratif.***

Editor: Muhamad Gilang Priyatna

Sumber: Instagram @dkijakarta

Tags

Terkini

Terpopuler