Mardani Ali Sera Singgung BPIP: Mesntinya Menyatukan Bukan Buat Kontoversi

15 Agustus 2021, 12:35 WIB
Politisi PKS Mardani Ali Sera. /ANTARA/HO-Humas Fraksi PKS

PR DEPOK – Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera baru-baru ini turut memberikan komentar seputar kontroversi yang dipicu oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Untuk diketahui, BPIP merupakan salah satu badan khusus yang dibentuk di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan akun Twitter @MardaniAliSera pada 13 Agustus 2021 Mardani Ali Sera mengatakan bahwa ia merasa heran.

Baca Juga: Cara Memperbaiki Data yang Salah dalam Sertifikat Vaksin, Kirim Aduan dengan Format Berikut

Dia mengatakan bahwa ada indikasi membuka luka lama yang menyebut bahwa musuh Pancasila adalah agama.

Aneh temanya & terkesan tendensius. Jd buka luka lama saat dikatakan musuh Pancasila itu agama,” kata Mardani.

Politisi PKS sekaligus anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) itu mengatakan bahwa seharusnya BPIP memberikan persatuan bukan membuat perpecahan dan kontroversi.

BPIP mestinya menyatukan bukan buat kontroversi,” katanya.

Baca Juga: Pernah Gagal Lolos Seleksi Kartu Prakerja dan Ingin Daftar Lagi di Gelombang 18 2021? Begini Caranya

Dia mengatakan bahwa ada tema yang lebih baik dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional.

Ada ide tema lain yg lebih visioner dlm rangka memperingati Hari Santri Nasional,” tutur Mardani.

Mardani Ali Sera memberi salah satu contoh tema yakni "Pandangan Santri dalam Bahaya Perubahan Iklim".

Pandangan Santri dalam Bahaya Perubahan Iklim,” ujarnya.

Baca Juga: Bedu Curiga Gita Sinaga Punya Hubungan dengan Billy Syahputra

Seperti diketahui, dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional BPIP mengadakan kompetisi membuat artikel dengan tema yang dianggap sensitif.

Tema-tema yang diajukan BPIP dalam perlombaan tersebut yakni bertajuk "Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam".

Mardani Ali Sera menyebutkan bahwa keberadaan BPIP harus dievaluasi total.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler