Apakah Prosedur PMI Saat Proses Pengambilan hingga Pemberian Darah Bebas HIV? Berikut Penjelasan Prof. Zubairi

20 Agustus 2021, 11:30 WIB
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 IDI Prof. Zubairi Djoerban. /Instagram.com/@profesorzubairi.

PR DEPOK – Kasus infeksi HIV lewat transfusi darah pertama kali ditemukan di Amerika Serikat pada akhir 1982 silam.

Kemudian pada dua tahun berselang, didapatkan 714 kasus infeksi dengan pola yang sama. Pada masa itu dilakukan tes uji saring HIV untuk donor darah untuk pertama kalinya.

Ketua Satgas Covid-19 IDI Prof. Zubairi Djoerban mengatakan bahwa yang dideteksi pada uji saring donor darah merupakan antibodi terhadap HIV dan bukan mendeteksi virus secara langsung.

Baca Juga: Tarikan Napas dan Kedipan Mata Rizky Billar Saat Ijab Kabul Dianalisa Pakar Mikro Ekspresi

Hal ini disampaikan Prof. Zubairi melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi pada Jumat, 20 Agustus 2021.

Yang dideteksi melalui tes uji saring donor darah adalah antibodi terhadap HIV. Bukan mendeteksi keberadaan virusnya secara langsung,” katanya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

Cuitan Prof. Zubairi Djoerban. Tangkap layar Twitter.com/@ProfesorZubairi.

Baca Juga: Diberikan Gratis oleh Perancang Busana, Intip Harga Fantastis Baju Lesti Kejora di Rangkaian Acara Pernikahan

Selanjutnya bila seseorang terinfeksi HIV, dikatakan Prof. Zubairi, maka antibodinya akan terbentuk setelah tiga bulan yang dikenal dengan masa jendela.

Sederhananya, masa atau periode jendela HIV (window period of HIV) ini adalah rentang waktu yang dibutuhkan virus untuk membentuk antibodi dalam darah sampai infeksi virus terdeteksi di dalam tubuh,” tuturnya.

Maka, lanjut Prof. Zubairi, bila ada penyumbang darah yang mendonorkan darahnya di masa jendela tidak akan terdeteksi dengan tes HIV pada uji saring darah donor.

Baca Juga: Teddy Gusnaidi Sebut Pihak yang Ngamuk Usai Mural Mirip Jokowi Dihapus Adalah yang Anti Kebebasan

Jadi, bila ada penyumbang darah mendonorkan darahnya pada masa jendela, maka tidak akan terdeteksi dengan tes HIV untuk uji saring darah donor,” kata dia menjelaskan.

Lebih lanjut, dia memaparkan ada sejumlah faktor yang bisa mempengaruhi kualitas uji saring darah seperti alat dan regensi serta faktor manusia yang melakukan tes HIV.

Ada beberapa faktor yang memengaruhi kualitas uji saring darah. Yaitu alat dan regensia yang dipakai (kualitas, cara penyimpanan, cara transportasi) serta faktor manusia yang mengerjakan tes HIV. Faktor lainnya adalah masa jendela yang telah dibahas sebelumnya,” tutur dia lagi.

Baca Juga: Ada Bantuan Rp4,4 Juta, Segera Cek Daftar Penerima BLT Anak Sekolah Lewat HP di Link cekbansos.kemensos.go.id

Berdasarkan catatan, Prof. Zubairi menilai prevalensi HIV donor darah di Indonesia tergolong rendah.

Catatan saya, prevalensi HIV donor darah di Indonesia tergolong rendah. Data lama yang saya pegang itu kurang lebih 1 per 10 ribu," ucapnya.

Apalagi, ditambahkan Prof. Zubairi, PMI secara rutin melakukan uji saring darah donor terhadap HIV sehingga kemungkinan mengandung HIV kecil.

"PMI secara rutin menyaring tiap darah donor terhadap HIV. Sehingga, kemungkinan mengandung HIV jauh lebih kecil,” ujarnya menambahkan.

Baca Juga: Penempelan Stiker Vaksin di Rumah Warga, Kapolda Metro: Kami Ingin Pastikan Masyarakat Mendapatkan Vaksinasi

Uji saring HIV disebutnya menggunakan segala reagensia dengan kualitas tinggi yang bermakna bila ada darah yang memiliki kandungan HIV mak hampir pasti bisa ditemukan.

Uji saring HIV memakai berbagai reagensia yang punya kualitas tinggi. Artinya, kalau ada darah yang mengandung HIV, hampir pasti ditemukan. Ada juga tes konfirmasi lain seperti PCR dan sebagainya,” tuturnya.

Terakhir, Prof Zubairi menyimpulkan bahwa tidak perlu merasa khawatir dengan darah yang berasal dari PMI karena cukup aman dari HIV dan risiko penularannya cukup kecil.

Baca Juga: Cara Daftar UMKM Online di oss.go.id agar Dapat BLT BPUM 2021

Sebagai kesimpulan, tidak perlu dan jangan khawatir darah yang berasal dari PMI. Cukup aman terhadap HIV dan risiko Anda tertular HIV pun kecil sekali. Terima kasih,” pungkasnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi

Tags

Terkini

Terpopuler