PR DEPOK – Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai menyinggung nama Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Sindiran tersebut disampaikan Natalius Pigia melalui akun media sosial Twitter milikinya.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun @NataliusPigai2, Natalius Pigai mengatakan bahwa ada pelarangan aktivitas bisnis dan operasi militer oleh sejumlah pihak.
Baca Juga: Muhammad Kece Diamankan Atas Dugaan Penistaan Agama, Polri Ungkap Lokasi Penangkapan
Natalius Pigai menyebut hal tersebut tidak diperbolehkan oleh Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Amerika Serikat, dan Inggris.
“Bisnis & Operasi Militer sgt dilarang PBB, USA & UK,” kata Pigai.
Menurutnya bila kajian dari beberapa pihak itu benar, maka dapat dipastikan Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan telah melakukan kesalahan.
Lagi, bila terbukti benar, Natalius Pigai menilai bahwa Luhut Binsar Pandjaitan dan timnya telah menggunakan alat negara untuk melaggar HAM.
“Jika kajian itu benar mk Luhut cs gunakan alat Ngr utk langgar HAM,” ujar Pigai.
Dia menceritakan bahwa dahulu Ken Saro Wiwa dibunuh di Nigeria pada 1996 dengan Shell di balik peristiwa tersebut.
“1996 Ken Saro Wiwa dibunuh di Nigeria, Shell dibaliknya,” katanya.
Untuk diketahui, Ken Saro Wiwa adalah seorang aktivis lingkungan asal Nigeria yang turut memperjuangkan nilai-nilai kebenaran bagi masyarakat.
Baca Juga: Meski Dua Bulan Lockdown, Kasus Covid-19 di Sydney Terus Naik
Selain itu, Natalius Pigai juga mengatakan bahwa ada perusahaan gas asal Aceh yakni Arun ditutup opersionalnya dikarenakan turut mendanai militer.
“Perusahaan Gas Arun di Aceh tutup krn danai operasi militer jd kasus ini serius,” tuturnya.
Untuk diketahui, Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan dituding terlibat dalam bisnis tambang di Papua.***