PR DEPOK - Sekelompok mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menciptakan tempat sampah ramah lingkungan yang bisa mengolah limbah masker medis menjadi bahan organik.
Muhammad Ardillah Rusydan sebagai ketua tim menjelaskan proses pengolahan sampah masker medis yang dikembangkan timnya menggunakan cara yang paling ramah lingkungan karena tidak meninggalkan bahan yang sulit terurai.
Tempat sampah itu dibuat dengan menambahkan agen biodegradasi berupa mikroba Pseudomonas aeruginosa.
Mikroba tersebut umumnya bekerja mengurai limbah masker selama 10 hingga 14 hari.
Namun dengan alat yang sudah dikembangkan, proses degradasi bisa menjadi lebih cepat.
Ardillah mengatakan, "Proses pemanasan dan penambahan nutrient serta penambahan jenis mikroba akan dapat mempercepat proses degradasi dari sampah masker medis."
Tempat sampah yang dilengkapi shredder pada bagian atasnya akan membantu mencacah masker medis menjadi ukuran kecil.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Akui Sifat Jeleknya di Depan Ivan Gunawan: kalau Dia Buat Salah, Gue Pasti Akan...
Kemudian di bagian bawah shredder, terdapat sensor ultrasonik yang telah disambungkan dengan microcontroler dan sprayer yang bertugas menyemprotkan larutan bakteri ke arah cacahan meski cacahan masker jatuh melewati sensor.
"Di bagian dasar tempat sampah didesain sedemikian rupa agar cacahan masker yang telah terdegradasi oleh mikroba akan masuk ke tabung penampungan," tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Awalnya tempat sampah ramah lingkungan itu dikembangkan usai melihat dampak buruk yang bisa dipicu oleh penumpukan masker medis, termasuk terbentuknya mikroplastik yang berisiko mencemari lingkungan.
Risiko tersebut semakin diperparah oleh minimnya kesadaran masyarakat untuk membuang masker berdasarkan pedoman yang benar.
Kemudian tim yang terdiri dari Muhammad Ardillah Rusydan, Gizela Aulia Agustin, Isthafaina Dea Fairuz, dan Asyifa Rizki Daffa mengembangkan alat tersebut.
"Harapannya alat yang kami kembangkan bisa menjadi solusi alternatif dalam mengurai persoalan limbah masker medis di masyarakat dan bersifat ramah lingkungan," tutur Ardillah.***