Kata Prof Zubairi bila Transisi Pandemi ke Endemi Direncanakan: Harus Menyesuaikan Diri dengan Pola Pikir Baru

14 September 2021, 19:25 WIB
Prof. Zubairi Djoerban. /Instagram.com/@profesorzubairi

PR DEPOK – Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban memberikan komentar bila transisi dari pandemi ke endemi direncanakan.

Prof Zubairi mengatakan bila hal tersebut terjadi maka kita harus menyesuaikan diri dengan pola pikir baru yakni hidup dengan SARS-CoV-2.

Hal ini disampaikan Prof Zubairi melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi.

Baca Juga: Dengan Kembalinya Cristiano Ronaldo, Paul Pogba Diperkirakan Bertahan Lebih Lama di Manchester United

Saya oke-oke saja jika transisi dari pandemi ke endemi direncanakan. Artinya kita harus menyesuaikan diri dengan pola pikir baru: hidup dengan SARS-CoV-2,” kata Prof Zubairi dikutip Pikiranrakyat-depok.com.

Namun Prof Zubairi kemudian memunculkan pertanyaan apakah terlalu dini untuk melakukannya. Selain itu ia juga mempertanyakan soal hal-hal yang perlu disiapkan saat mencapai endemi.

Pertanyaan besarnya, apakah terlalu dini untuk transisi atau apa-apa saja yang diperlukan untuk sampai ke sana (endemi)?,” ungkapnya.

Cuitan Profesor Zubairi Djoerban. /tangkap layar Twitter @ProfesorZubairi

Pertama menurutnya, mengakhiri pandemi tidak berarti SARS-Cov-2 akan hilang dan tidak muncul kasus baru sebab ada sejumlah faktor yang bisa membuat pandemi berubah menjadi endemi.

Baca Juga: Urung di Pesantren, Oki Setiana Dewi Bocorkan Lokasi Lamaran Ria Ricis dan Teuku Ryan

Pertama, ‘mengakhiri’ pandemi bukan berarti SARS-CoV-2 akan hilang dan tidak ada kasus baru. Banyak faktor yang membuat pandemi bergeser menjadi endemi,” terang Prof Zubairi.

Beberapa di antaranya disebut Prof Zubairi seperti jumlah penularan, kasus, dan kematian dan polanya serta durasi perlindungan dari vaksinasi dan infeksi alami.

Seperti jumlah penularan, kasus, dan kematian beserta polanya. Juga soal durasi perlindungan dari vaksinasi dan infeksi alami,” sambungnya.

Cuitan Profesor Zubairi Djoerban. /tangkap layar Twitter @ProfesorZubairi

Prof Zubairi kemudian mengatakan bahwa faktor-faktor ini berbeda-beda di tiap daerah di Indonesia maka dari itu perlu dipersiapkan kapasitas layanan kesehatan demi mengelola lonjakan kasus di masa depan.

Baca Juga: Pemerintah Luncurkan Program BTPKLW, Bantuan Tunai Rp1,2 Juta Bagi Pedagang, Simak Syarat dan Penyalurannya

Faktor-faktor ini kan beda di tiap daerah Indonesia. Apalagi masih ada ketimpangan faskes dan serapan vaksinasi yang bervariasi serta ketersediaannya. Kita harus mempersiapkan juga kapasitas layanan kesehatan untuk mengelola lonjakan kasus di masa depan. Mitigasi ini harus ada,” jelasnya.

Cuitan Profesor Zubairi Djoerban. /tangkap layar Twitter @ProfesorZubairi

Melihat situasi yang membaik, Prof Zubairi merasa ini momentum yang pas untuk mempersiapkan transisi.

Akan tetapi dengan syarat, sambungnya, terdapat koordinasi yang solid dari semua pihak dan tidak boleh menurunkan kewaspadaan.

Saya rasa situasi yang membaik ini momentum yang pas untuk mempersiapkan transisi. Ya syaratnya harus ada koordinasi yang solid semua pihak dan tidak boleh menurunkan kewaspadaan,” ungkapnya.

Baca Juga: Roy Suryo Tanyakan Cara Jokowi Naikan Harta saat Pandemi, Ferdinand Hutahaean: Logikanya Sebobrok ini?

Jika kebablasan akan hal ini bukan endemi yang terjadi justru akan berubah menjadi hiperendemi.

Kalau longgarnya kebablasan, bisa-bisa malah menjadi hiperendemi, alih-alih menuju endemi,” pungkasnya.

Cuitan Profesor Zubairi Djoerban. /tangkap layar Twitter @ProfesorZubairi
***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi

Tags

Terkini

Terpopuler