Kenalkan Amanum Cordet, Robot Deteksi Dini Covid-19 Berbasis IoT Buatan Santri

6 Oktober 2021, 14:04 WIB
Dua santri Pondok Pesantren Ammanatul Ummah yang berhasil menciptakan robot deteksi dini Covid-19 berbasis IoT. /Dok. Kemenag RI

PR DEPOK – Kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia beberapa waktu lalu menyebabkan pembelajaran tatap muka (PTM) di beberapa pesantren harus dilaksanakan dengan mengaplikasikan protokol kesehatan yang ketat.

Para santri harus dalam kondisi negatif Covid-19 dan menerapkan imbauan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan).

Hal ini kemudian menjadi inspirasi bagi Syahrozad Zalfa Nadia dan Muhammad Qaishar Fathin yang merupakan dua santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah untuk membuat robot deteksi dini penyebaran Covid-19.

Baca Juga: Wanita Simpanan Putin Disebutkan dalam Pandora Papers, Rusia: Klaim Tidak Berdasar

Robot ini kemudian diberi nama ‘Amanum Cordet’ yang menjadi singkatan dari Amanatul Ummah Corona Detected.

Syahrozad, salah satu santri menerangkan bahwa Amanum Cordet sudah memakai sistem berbasis Internet of Things (IoT) dengan jaringan internet sebagai mekanisme aksesnya.

Terkait dapur pacunya, Amanum Cordet memakai Raspberry Pi3 sebagai micro controller.

Baca Juga: Cek Bansos Oktober 2021 Online di cekbansos.kemensos.go.id dan Cara Daftar PKH, Kartu Sembako

Robot ini didesain dengan memakai tiga buah sensor IR dengan rincian satu sensor untuk melakukan deteksi suhu tubuh dan dua lainnya untuk melakukan deteksi masuk dan keluarnya masyarakat pesantren.

“Selain itu, fitur pada robot ini memakai LCD monitor sebagai penunjuk informasi visual, dan speaker sebagai output suara untuk memperjelas informasi kerja alat ini, serta satu motor servo sebagai portal masuk, dan satu lagi berfungsi sebagai sanitizer otomatis dengan catu daya menggunakan power supply 5Volt 3A,” kata Syahrozad, dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi Kemenag, Rabu 6 Oktober 2021.

Syahrozad kemudian memaparkan cara kerja dari Amanum Cordet. Bila ada santri atau pengunjung yang akan masuk ke dalam wilayah pesantren, maka mereka diminta berdiri pada titik pengukuran yang letaknya ada di pintu masuk pesantren.

Baca Juga: Putuskan Berhenti Vape dan Merokok? Siap-siap 10 Hal Ini akan Terjadi pada Tubuh

Nantinya, sensor dari Amanum Cordet secara otomatis akan bekerja mengukur suhu santi atau pengunjung tersebut.

Bila suhu yang terdeteksi lebih dari 37,5 derajat Celcius maka pengunjung tidak diizinkan memasuki wilayah pesantren dan harus melaksanakan pemeriksaan kesehatan lebih dalam.

“Apabila suhu pengunjung terdeteksi di bawah 37,5̊C dan kapasitas pengunjung masih tersedia, pintu akan secara otomatis terbuka dengan terlebih dahulu hand sanitizer menyemprot secara otomatis,” ucapnya.

Baca Juga: Pencairan Insentif Kartu Prakerja Tidak Sesuai Jadwal di Dashboard? Segera Lakukan Hal Ini

Sementara itu, santri lainnya, Qaushar menuturkan bahwa Amanum Cordet dikatakan bisa menjadi alat deteksi dini gejala orang yang ada peluang terkena Covid-19 di area pesantren dan bisa diaplikasikan ke dalam wilayah yang lebih luas.

“Alat ini mampu mendeteksi suhu badan santri dan pengunjung pondok pesantren secara otomatis melalui rekaman mobilitas dan kapasitas untuk mengetahui kuota yang tersedia di dalam pesantren,” tuturnya.

Lebih lanjut, Qaushar menyambung bahwa robot ini bisa menyajikan jumlah kasus positif, kasus negatif, dan keadaan zona terkini beserta data warga pesantren yang sudah mendapatkan vaksin 1 dan vaksin 2.

Baca Juga: Kasus Prostisusi Online Anak di Jakarta Timur Masuki Babak Baru, Pengelola Apartemen Jalani Pemeriksaan

“Dalam skala besar, kami berharap prototype alat ini bisa dibuat secara permanen dan masal, sehingga bisa dimanfaatkan untuk lingkungan yang lebih besar, seperti lingkungan RT, RW, kelurahan, perkantoran, gelanggang olahraga, dan fasilitas umum lainnya,” katanya menambahkan.

Hadi Prasetyo selaku pembina robotik MBI Amanatul Ummah mengatakan robot ini dibuat demi menciptakan rasa aman dan nyaman kepada warga pesantren serta bisa membantu mereduksi risiko petugas atau penjaga portal agar tidak terpapar Covid-19.

“Dengan otomatisasi dan berbasis web, alat ini juga memiliki kelebihan mudah diakses dan dioperasikan. Selain itu, harga komponennya relatif terjangkau dan bisa dikembangkan secara massif,” ucapnya.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Kemenag RI

Tags

Terkini

Terpopuler