PR DEPOK - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani baru-baru ini hadir sebagai bintang tamu di Podcast Close The Door milik Deddy Corbuzier.
Ada banyak hal dibahas oleh Sri Mulyani dan Deddy Corbuzier dalam perbincangan mereka, salah satunya tentang kenaikan cukai rokok.
Seperti diketahui, pemerintah resmi menaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT) atau cukai rokok dengan besaran rata-rata 12% per Januari 2022.
Baca Juga: 5 Tips agar Kehidupan Finansial Lebih Bahagia di Tahun 2022, Salah Satunya Menghemat Waktu
Kepada Sri Mulyani, Deddy Corbuzier pun mencoba memastikan tentang kenaikan harga cukai rokok di Indonesia.
"Bu, rokok naik?" tanyanya singkat dikutip PikiranRakyat-Depok-com dari tayangan di kanal YouTube Deddy Corbuzier yang diunggah Rabu, 6 Januari 2022.
Sri Mulyani membenarkan bahwa cukai dan harga rokok di Tanah Air memang dinaikkan, namun menegaskan cukai tidak sama dengan pajak.
Baca Juga: Tak Sepaham Soal Tes DNA, Ketua Komnas PA Semprot Doddy Sudrajat: Gala Lahir Bukan atas Kehendaknya
Dijelaskan Sri Mulyani, cukai rokok merupakan instrumen untuk menakuti seseorang agar tidak mengkonsumsi atau melakukan sesuatu yang dianggap buruk.
"Cukai itu nggak sama kayak pajak. Cukai itu adalah instrumen untuk men-discaried orang untuk consume atau melakukan sesuatu yang dianggap buruk," tuturnya.
Mendengar penjelasan Sri Mulyani, Deddy Corbuzier secara terang-terangan mengaku tidak setuju dengan adanya kenaikan cukai rokok.
"Bentar, bentar, saya tidak setuju," ucapnya.
Kekasih Sabrina Chairunnisa itu berpendapat bahwa rokok dikonsumsi oleh hampir semua kalangan masyarakat, mulai dari yang kaya hingga kaum bawah.
Menurutnya, meski harga rokok mengalami kenaikan para konsumen akan tetap mencarinya karena hal itu dianggap sebagai kebutuhan.
Deddy Corbuzier menyimpulkan dengan adanya kenaikan cukai rokok maka pengeluaran terbesar rumah tangga adalah rokok, bukan beras dan hal itu bisa menimbulkan keributan dalam rumah tangga.
"Rokok kan yang ngerokok hampir dari semua kalangan, dari yang kaya ampe yang paling susah juga butuh ngerokok," jelas Deddy Corbuzier.
"Berati rokok ini kebutuhan masyarakat. Kalau ini naik cukainya nanti pengeluaran terbesarnya rokok dong," imbuhnya sembari tertawa kecil.
Sri Mulyani lantas mengungkapkan bahwa keputusan menaikkan cukai rokok merupakan keputusan yang sulit dan membuat dilema.
"Kenaikan cukai rokok adalah kebijakan yang rumit, ini dilema klasik atau bahkan trilema," ujarnya.***