PR DEPOK - Ketua Perkumpulan Dokter Indonesia Bersatu, dr. Eva Sri Diana Chaniago tampak ikut memberikan tanggapannya terkait kritikan Arteria Dahlan soal penggunaan bahasa Sunda.
Dalam keterangannya, dr. Eva tampak tak habis pikir dengan pernyataan Arteria Dahlan yang berujung menyinggung SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan) tersebut.
Pasalnya dr. Eva berpendapat, penggunaan bahasa Sunda oleh seorang Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) dalam rapat itu merupakan hal yang sepele.
Baca Juga: Peneliti Prediksi Infeksi Superbug Mampu Membunuh 10 Juta Orang per Tahun pada 2050
Namun Arteria Dahlan malah membesar-besarkan hal itu hingga akhirnya menuai permasalahan di tengah masyarakat.
Sementara itu menurutnya, permasalahan rakyat yang utama malah terabaikan, khususnya oleh para wakil rakyat.
"Urusan rakyat yg perlu diurus, terabaikan. Urusan sepele malah jadi urusan. Akhirnya malah berujung SARA," kata dr. Eva seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @EvaSriDiana_Dr pada Kamis, 20 Januari 2022.
Baca Juga: Jangan Mudah Percaya, 4 Zodiak Ini Dikenal Paling Manipulatif Menurut Astrologi
Peristiwa tersebut lantas membuat dr. Eva mempertayakan kualitas kinerja anggota Dewan Perwakilah Rakyat (DPR) saat ini.
"Beginikah contoh kerja seorang anggota Dewan era kini?," ucapnya.
dr. Eva lalu berharap dapat mendengar para anggota DPR berteriak menyuarakan kebutuhan rakyat, yang kini terhimpit kesulitan akibat pandemi Covid-19.
Akann tetapi nyatanya tidak ada anggota DPR yang melakukan hal demikian, sehingga ia pun merasa sedih.
"Pengen dengar suara dewan teriak 'Tolong Rakyat Kecil korban Pandemi butuh dibantu segera! Sedih kami ya Allah," ucap dr. Eva menambahakan.
Seperti diketahui sebelumnya, politisi PDI Perjuangan Arteria Dahlan belakangan ini ramai disoroti publik akibat salah satu pernyataannya.
Dalam sebuah rapat bersama jaksa agung, Arteria Dahlan mengadukan seorang Kajati yang menggunakan bahasa Sunda dalam rapat.
Dia lantas meminta Jaksa Agung ST Burhanuddin untuk memecat Kajati yang menggunakan bahasa Sunda tersebut, lantaran membuat bingung banyak peserta rapat.
"Ada Kejati pak yang dalam rapat, dalam raker itu ngomong pakai bahasa Sunda. Ganti pak itu," ujar Arteria Dahlan.
Pengaduan itu sontak membuat banyak masyarakat Sunda marah dan megkritik balik Arteria Dahlan.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil hingga tokoh-tokoh masyarakat Sunda juga ikut menyayangkan dan meminta Arteria Dahlan untuk meminta maaf.***