Selain Pengemudi Ojol, Pengemudi Ojek Konvensional dan Taksi Daring Ikut Rasakan Dampak Penutupan Lembaga di Sejumlah Wilayah Imbas Virus Corona

18 Maret 2020, 16:06 WIB
SEORANG supir taksi dari Tiongkok buat ruangan pelindung untuk bisa menghindari tertular virus corona /Twitter.com/@rt

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah Pemerintah Daerah (Pemda) telah mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari tempat yang akan mengundang banyak jumlah massa guna mengantisipasi semakin meluasnya virus corona.

Salah satunya adalah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Gubernur Anies Baswedan mengambil langkah tersebut yang akan berlaku selama dua pekan.

Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu pada Sabtu, 14 Maret 2020 lalu.

Baca Juga: Hadapi Virus Corona, Kenapa Harus Isolasi Diri?

Selain itu, Anies Baswedan pun menutup sejumlah kawasan wisata di wilayahnya serta mengimbau sejumlah perusahaan untuk mempekerjakan karyawannya di rumah masing-masing.

Langkah tersebut ditempuh guna upaya mencegah penyebaran virus corona dimana per 18 Maret berjumlah 172 kasus pasien terinfeksi, 7 dinyatakan meninggal, serta 8 telah sembuh.

Imbas dari keputusan tersebut dirasakan sejumlah pihak, yakni pengemudi ojek daring di kawasan Jakarta.

Baca Juga: 3 Film yang Ditunda Produksinya Akibat Virus Corona

Pasalnya, pendapatan yang mereka dapatkan notabene berasal dari anak sekolahan atau karyawan kantor di pagi dan sore hari.

Namun, bukan saja ojek daring yang turut merasakan imbas tersebut.

Bahkan sejumlah pengemudi ojek konvensional dan pengemudi taksi daring pun merasakan hal yang sama.

Baca Juga: Cegah Meluasnya Pandemi Corona, Peneliti Lab Sentral Unpad Luncurkan Hand Sanitizer dengan Formula Khusus yang Dinilai Efektif Bunuh Virus hingga Jamur

Salah satunya adalah pengemudi bernama Anas (45) yang terbiasa mangkal di kawasan Stasiun Gambir, Jakarta.

Dirinya mengaku setelah ditetapkan keputusan itu, penghasilan per harinya mengalami penurunan cukup signifikan.

"Biasanya sehari bisa dapat Rp 150 ribu, tapi sekarang boro-boro," kata Anas seperti dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Baca Juga: PWI Beri Sejumlah Imbauan Kepada Para Wartawan Ditengah Kondisi Indonesia Menghadapi Virus Corona

Untuk menutupi kekurangan penghasilan, Anas pun tak malu membantu mengatur parkir mobil di sekitar kawasan Stasiun Gambir.

Anas pun mengkhawatirkan kondisi di Indonesia setelah lonjakan kasus pasien terinfeksi makin hari kian bertambah.

"Saya tidak punya pilihan lagi. Yang terpenting perut saya dan keluarga bisa terisi dengan mengkonsumsi jenis makanan yang dapat menangkal dari wabah tersebut," ujarnya.

Baca Juga: Cek Fakta: Warga Bali Dikabarkan Tak Mau Tolong Pria Pingsan karena Diduga Terinfeksi Virus Corona, Simak Faktanya

Anak pun berharap penyebaran virus Corona di Indonesia akan cepat selesai.

Hal senada dirasakan pengemudi taksi daring bernama Edi Nasution (56) di kawasan Bekasi.

Edi Nasution mengungkapkan perbedaan yang dirasakan saat sejumlah aktivitas masyarakat Indonesia dibatasi akibat adanya virus corona.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Soal Imbauan Jokowi agar Masyarakat Menonton Drama Korea Saat Self-Isolation, Simak Faktanya

"Biasanya waktu tunggu order selama 30 menit. Sekarang bisa nyampe 2 jam," tutur Edi Nasution.

Dirinya pun mengaku saat ini penghasilan yang didapatkannya bekurang cukup banyak bisa mencapai 50 persen.

"Biasanya kan pesanan banyaknya dari anak sekolahan dan karyawan kantor," ucapnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler