Tere Liye Buka Suara Usai Buku 'Negeri Para Bedebah' Jadi Barang Bukti Pelaku Vandalisme

15 April 2020, 09:47 WIB
POLRES Banjar mengamankan barang bukti yang viral lantaran novel Tere Liye ikut diamankan.* /Instagram @humaspoldajabar/

PIKIRAN RAKYAT - Novelis Tere Liye buka suara usai beberapa waktu lalu karyanya, buku Negeri Para Bedebah dibicarakan oleh netizen.

Hal itu terjadi setelah Humas Polda Jabar mengunggah sebuah laporan penangkapan pelaku vandalisme ujaran kebencian "anarko" melalui akun Instagram dan Twitternya @humaspoldajabar.

Laporan tersebut berupa sebuah foto yang menampilkan tiga orang tersangka dan sejumlah anggota polres Banjar yang tengah memegang barang bukti aksi vandalisme tersebut.

Barang bukti yang diperlihatkan adalah enam buah buku dengan tiga di antaranya merupakan karya Mark Manson, Bung Karno, dan Tere Liye.

Baca Juga: Imbas PSBB Depok, Pasutri yang Boncengan Terpaksa Keluarkan Buku Nikah 

Menurut laporan dari Galamedia News, Polres Kota Banjar telah meringkus tiga pemuda pelaku aksi vandalisme berisi hasutan dan ujaran kebencian terhadap pemerintah, serta berita bohong.

Tiga tersangka yang ditangkap yakni HS (21), AA (20), dan MA (20). Para tersangka telah membuat coretan di dinding Gudang Bulog, garasi GM, SMAN 1, dan Kantor Desa Jajawar.

Tulisan provokatif yang mereka buat adalah "Kill The Rich". Tersangka mengaku telah melakukan aksi vandalisme dengan mencoret dinding menggunakan cat sebanyk dua kali, sejak akhir Maret lalu hingga awal April.

Selain sejumlah buku, polisi juga mengamankan cat semprot, ponsel, 37 lembar poster, dan sepeda motor.

"Tersangka mengaku melakukan aksinya karena terinsipirasi dari film joker," kata Kapolres Banjar, AKBP Yulian Perdana.

Baca Juga: Hari Pertama PSBB Depok, Banyak Pengendara Motor Berboncengan dan Abai Gunakan Masker 

Barang bukti yang digunakan oleh pihak kepolisian menimbulkan banyak pro-kontra dari para penikmat karya Tere Liye.

Banyak dari para pembaca mengaku tidak ada yang salah dengan buku-buku itu, bahkan mereka merasa teredukasi, terlebih oleh karya Tere Liye.

Kendati demikian, netizen lain pun mengaku tak harus berlebihan menyalahkan polisi dalam kasus ini.

Unggahan di akun twitter dan instagram @humaspoldajabar terkait laporan mereka yang menunjukkan barang bukti berupa sejumlah buku nampak sudah dihapus ketika ramai dibicarakan oleh netizen.

Baca Juga: PSBB Depok Berlaku Hari ini, Go Ride dan Grab Bike Resmi 'Hilang' 

Tere Liye pun buka suara soal ramainya perbincangan netizen terkait kritikan yang ditujukan kepada polisi terkait pengamanan bukunya tersebut.

"Eh kami tahu kalau novel Negeri Para Bedebah sedang jadi trending topic kecil-kecilan. Jadi kalian tidak perlu menulis komentar bertanya soal itu di kolom komentar postingan lain.

"Selow aja. Itu hanya salah paham. Nanti kapan-kapan kalau Pakpol Bukpolnya sempat baca buku itu, dia akan ngerti.

"Lantas besok-besok semoga ikut berburu 40 judul lainnya. Habis seru bacanya," tutur Tere Liye dalam unggahan di Facebooknya pada Senin, 13 April 2020.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler