PR DEPOK - Pengamat kepolisian Bambang Rukminto ikut menyoroti konflik yang terjadi di Desa Wadas.
Bambang Rukminta menyoroti kasus dugaan kekerasan yang dilakukan aparat kepada warga Desa Wadas pada Selasa, 8 Februari 2022 lalu.
Kericuhan tersebut terjadi karena adanya aksi penolakan warga Desa Wadas terhadap pengukuran tanah guna melancarkan proyek Bendungan Bener di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Dalam keterangannya, Bambang Rukminta mengatakan bahwa seharusnya pihak kepolisian harus bisa mengukur dalam proses mengamankan suatu peristiwa yang mengundang massa.
Bambang Rukminta juga mengungkapkan bahwa rakyat yang dihadapi polisi adalah pihak yang memiliki hak untuk dilindungi.
Ia meminta agar jangan menjadikan rakyat sebagai musuh yang harus diperangi.
Lebih lanjut, Bambang Rukminta mengatakan bahwa apa yang terjadi di Desa Wadas mengingatkan kembali kepada rezim orde baru.
Baca Juga: 10 Menu Sehat yang Mampu Membuat Kenyang Lebih Lama Tanpa Menambah Berat Badan
Saat pembangunan Waduk Kedung Ombo yang juga ada di Jawa Tengah 30 tahun silam, terjadi kericuhan antara aparat dengan warga yang menolak.
Pernyataan Bambang menuai beragam komentar, salah satunya dari kader Partai Golkar, Andi Sinulingga.
Dalam cuitannya, Andi Sinulingga mengatakan bahwa apa yang terjadi di Desa Wadas memang sangat mirip dengan rezim orba.
Baca Juga: Sabar dan Perhatian, Pria Pemilik 4 Zodiak Ini Cocok Jadi Suami Idaman
Kejadian tersebut disebut sebagai kejadian yang serupa tapi tak sama.
"Serupa tapi tak sama. Lebih tepatnya disebut new orba atau orba gaya baru," cuitnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun @AndiSinulingga pada 10 Februari 2022.
Diketahui, rombongan aparat gabungan bersenjata lengkap dikerahkan ke Desa Wadas guna mengamankan jalannya pengukuran tanah untuk kepentingan proyek Bendungan Bener.
Pengukuran tanah berakhir ricuh, puluhan warga Desa Wadas diamankan pihak kepolisian.***