PR DEPOK - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membantah tudingan Soeharto dihapus dari sejarah.
Isu Soeharto dihapus ini mencuat dari Keputusan Presiden (Kepres) tentang Serangan Umum (SU) 1 Maret 1949.
Mahfud MD menegaskan bahwa Kepres ini bukanlah buku sejarah.
"Kepres tersebut bukan buku sejarah, tapi penetapan atas 1 titik krusial sejarah," tulis Mahfud MD sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Twitter @mohmahfudmd.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini juga menegaskan bahwa nama Soeharto dan lainnya sama sekali tidak dihilangkan.
"Kepres tersebut tidak menghilangkan nama Soeharto dan lain-lain dalam SU 1 Maret 1949," ujar Mahfud MD.
Peran Soeharto dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, menurut Mahfud MD tetap tercantum pada naskah akademik Kepres.
"Nama dan peran Soeharto disebutkan di naskah akademik kepres yang sumbernya komprehensif," sambungnya.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 24 Segera Dibuka, Ini Tips agar Tidak Gagal Lolos Seleksi
Diberitakan sebelumnya, beredar kabar bahwa Presiden RI ke-2 Soeharto dihapuskan dari Kepres SU 1 Maret.
Bahkan, mantan Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu II, Dipo Alam mengkritik isu penghilangan nama Soeharto
Dipo Alam menilai bahwa bagaimanapun ia tetap menghormati jasa di masa lalu.
Menurut Dipo Alam bahwa seharusnya tidak ada dendam, sehingga, tidak dengan seenaknya menghapus nama seseorang dari sejarah.
Baca Juga: Segera Login Dashboard www.prakerja.go.id untuk Cek Pengumuman Kartu Prakerja Gelombang 23
"Apa benar berita ini? Sebagai aktivis saya kritis,tapi Nama Pemimpin yang telah Berjasa untuk RI, tercatat dlm Sejarah RI, tetap saya hormati, dan doakan jasa amalan pengabdiannya," tulis Dipo Alam.
"Tidak ada dendam, dan main hapus namanya," imbuhnya.
Atas pertanyaan Dipo Alam soal kebenaran kabar ini, langsung dibantah dan dijelaskan Mahfud MD.***