Dua Hari Berturut-turut Kasus Positif Covid-19 Pecah Rekor, Achmad Yurianto Beri Penjelasan

11 Juni 2020, 10:41 WIB
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (7/6/2020) //Dok BNPB.

PR DEPOK - Pemerintah Indonesia melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat penambahan kasus terkonfirmasi positif COVID-19 per Rabu, 10 Juni 2020 ada sebanyak 1.241 orang sehingga totalnya menjadi 34.316 orang.

Kemudian untuk pasien sembuh menjadi 12.129 setelah ada penambahan sebanyak 715 orang. Selanjutnya untuk kasus meninggal bertambah 36 orang sehingga totalnya menjadi 1.959 jiwa.

Kasus positif dalam dua hari terakhir mengalami kenaikan yang sangat signifikan dan dapat dikatakan 'pecah rekor' setelah hari sebelumnya, Selasa 10 Juni 2020, kasus positif bertambah 1.043

Baca Juga: Menara Eiffel Kembali Dibuka 25 Juni, Hanya Boleh untuk Usia di Atas 11 Tahun 

Jumlah kasus yang terkonfirmasi kembali melesat naik dalam dua hari terakhir di Indonesia. Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19, Achmad Yurianto mengatakan bahwa meningkatnya penambahan kasus positif COVID-19 disebabkan karena adanya tracing yang kian agresif.

Pemberlakuan tracing yang semakin masif itu, menurut Yuri, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Adapun penambahan kasus tersebut merupakan spesimen yang dikirim oleh Puskesmas atau Dinas Kesehatan di daerah dan tidak didominasi dari hasil laporan rumah sakit.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari situs BNPB, menurut Yuri, hal tersebut menjadi bukti bahwa tracing yang agresif akan mendapatkan banyak kasus positif sehingga upaya isolasi mandiri segera dapat dilakukan agar penyebaran virus dapat dikendalikan.

Baca Juga: Tingkat Penyebaran di Depok Menurun, 8 Kelurahan Bebas Covid-19 

"Ini adalah bukti, bahwa memang tracing yang agresif akan bisa menangkap begitu banyak kasus positif dan sudah barang tentu kita akan menginginkan kasus ini kemudian melakukan isolasi dengan sebaik-baiknya secara mandiri, agar tidak menjadi sumber penularan bagi orang lain," ujar Yuri.

Angka penambahan kasus positif masih terjadi dan meningkat dalam dua pekan terakhir. Kendati demikian, apabila melihat sebaran per provinsi, sebagian besar sudah dalam kondisi stabil.

Sementara itu untuk mengurangi risiko penularan COVID-19, Tim Komunikasi Publik, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Dokter Reisa Broto Asmoro mengungkapkan bahwa protokol jaga jarak atau physical distancing dapat menurunkan risiko penularan COVID-19 hingga 85 persen.

Baca Juga: Jadwal Pemadaman Listrik di Depok Hari Ini, Kamis 11 Juni 2020 

Hal itu dijelaskan Dokter Reisa sebagaimana menurut hasil penelitian yang diterbitkan oleh jurnal ilmiah Lancet. Dalam jurnal tersebut disebutkan bahwa jarak yang aman adalah 1 meter dari satu orang dengan orang lain.

Protokol jaga jarak sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 paling efektif menurunkan transmission rate atau angka penularan. Terutama, ketika berada di ruang publik, seperti transportasi umum.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler