Tolak Bahasa Melayu Jadi Bahasa Resmi ASEAN, Nadiem Makarim Sebut Bahasa Indonesia Lebih Layak Dikedepankan

5 April 2022, 07:17 WIB
Mendikbudristek, Nadiem Makarim angkat suara terkait usulan Bahasa Melayu jadi bahasa resmi ASEAN. /Kemendikbud Ristek

PR DEPOK - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim memberikan pernyataan terkait bahasa resmi ASEAN.

Nadiem menolak usulan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN. Menurutnya, Bahasa Indonesia harus dikedepankan.

“Saya sebagai Mendikbudristek, tentu menolak usulan tersebut (usulan Perdana Menteri Malaysia Dato' Sri Ismail Sabri Yaakob agar memperkuat bahasa Melayu sebagai bahasa perantara dan bahasa resmi ASEAN)," kata Nadiem Makarim.

Baca Juga: Cek Sekarang, Hanya 3 Kriteria Masyarakat Ini yang Mendapatkan BLT Minyak Goreng 2022 Rp300 Ribu

Adapun Nadiem mengatakan keinginan negara sahabat yang mengajukan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN tentu perlu dikaji lebih lanjut.

"Namun, karena ada keinginan negara sahabat kita mengajukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN, tentu keinginan tersebut perlu dikaji dan dibahas lebih lanjut di tataran regional," kata Nadiem di Jakarta, pada Senin, 4 April 2022, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara. 

Lebih lanjut, Nadiem mengimbau kepada seluruh masyarakat agar bahu-membahu memberdayakan dan membela Bahasa Indonesia.

Baca Juga: Memiliki Sikap Kepemimpinan, 4 Zodiak Ini Dikenal sebagai Mentor Terhebat

Menurutnya, Bahasa Indonesia lebih layak dikedepankan dengan mempertimbangkan keunggulan historis, hukum, dan linguistik.

Ia menjelaskan bahwa di tingkat internasional, Bahasa Indonesia telah menjadi bahasa terbesar di Asia Tenggara, terlebih penyebarannya telah mencakup 47 negara di seluruh dunia.

Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) juga telah diselenggarakan oleh 428 lembaga.

Baca Juga: Apa Hukum Menggunakan Lipstik saat Puasa Ramadhan bagi Perempuan? Simak Penjelasan Lengkapnya

Hal itu mencakup yang difasilitasi oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek, maupun yang diselenggarakan secara mandiri oleh pegiat BIPA, pemerintah, dan lembaga di seluruh dunia.

Sejumlah kampus kelas dunia di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia, serta di beberapa perguruan tinggi terkemuka di Asia, juga diajarkan Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah.

“Dengan semua keunggulan yang dimiliki bahasa Indonesia dari aspek historis, hukum, dan linguistik, serta bagaimana bahasa Indonesia telah menjadi bahasa yang diakui secara internasional, sudah selayaknya bahasa Indonesia duduk di posisi terdepan, dan jika memungkinkan menjadi bahasa pengantar untuk pertemuan-pertemuan resmi ASEAN," kata Nadiem Makarim.***

Editor: Erta Darwati

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler