Pasien Jantung Didominasi Pegawai Pemerintah dan Hidup di Perkotaan, Kemenkes Ungkap Penyebabnya

28 September 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi jantung. /Unsplash

PR DEPOK – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hasil pemetaan data penyebaran pasien penyakit jantung di Indonesia.

Berdasarkan data Kemenkes, golongan pasien penderita penyakit jantung didominasi oleh pasien dari kalangan pegawai di jajaran pemerintahan dan hidup di perkotaan.

“Bila dilihat dari pekerjaan, ironisnya justru terjadi pada pegawai pemerintah,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes Eva Susanti dalam Talkshow Jantung Sehat untuk Semua di Jakarta pada Selasa, 27 September 2022 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari PMJ News.

Baca Juga: PLN Batalkan Program Kompor Listrik, Bagaimana dengan Tarif dan Penghapusan Daya 450 VA?

Dengan pasien jantung sesuai gender didominasi oleh perempuan.

“Tren penyakit jantung koroner ini lebih tinggi pada perempuan atau sekitar 1,6 persen dibanding laki-laki yang hanya 1,3 persen,” ujarnya.

Adapun pasien penyakit jantung yang berasal dari jajaran pemerintahan itu mencapai 2,7 persen, terbanyak dari kalangan TNI, Polri, PNS, BUMN, dan BUMD.

Baca Juga: Timnas Indonesia Kembali Raih Kemenangan Melawan Curacao dengan Skor 2-1

Untuk diketahui, penyakit kardiovaskuler seperti jantung, kanker, stroke, gagal ginjal tiap tahun terus meningkat dan menempati peringkat tertinggi penyebab kematian di Indonesia terutama pada usia-usia produktif.

Data Riskesdas menunjukkan prevalensi penyakit kardiovaskular yang meningkat, yaitu:

- Hipertensi meningkat dari 25,8 persen (2013) menjadi 34,1 persen (2018)

- Stroke 12,1 per mil (2013) menjadi 10,9 per mil (2018)

Baca Juga: Seolah Tepis Isu Kudeta di China, Xi Jinping Muncul di TV Pemerintah

- Penyakit jantung koroner tetap 1,5 persen (2013-2018)

- Penyakit gagal ginjal kronis dari 0,2 persen (2013) menjadi 0,38 persen (2018).

Sementara data Riskesdas 2018 juga melaporkan bahwa prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia mencapai 1,5 persen, dengan prevalensi tertinggi terdapat di Provinsi Kalimantan Utara 2,2 persen, DIY 2 persen, dan Gorontalo 2 persen.

Sedangkan 8 provinsi lainnya dengan prevalensi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi nasional, yakni Aceh 1,6 persen, Sumatra Barat 1,6 persen, DKI Jakarta 1,9 persen, Jawa Barat 1,6 persen, Jawa Tengah 1,6 persen, Kalimantan Timur 1,9 persen, Sulawesi Utara 1,8 persen, dan Sulawesi Tengah 1,9 persen.

Baca Juga: Kenapa BSU Rp600.000 Belum Cair padahal Lolos Verifikasi? Simak Penyebabnya Berikut Ini

“Jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita Penyakit Jantung dengan prevalensi 1,6 persen dibandingkan penduduk pedesaan yang hanya 1,3 persen,” kata Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Maxi Rein Rondonuwu seperti dikutip dari situs resmi Kemenkes.

Menurut Isman Firdaus, anggota PERKI, penyebab tingginya prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia karena perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang.

“Gaya hidup, merokok, dan pola makan merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), dilaporkan 50 persen penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death,” katanya.

Baca Juga: Bingung Cara Daftar Kartu Prakerja? Kunjungi prakerja.go.id dan Ikuti Caranya di Sini

Isman pun mendorong upaya membudayakan pola hidup sehat, terlebih pada masa pandemi ini.***

Editor: Ahlaqul Karima

Sumber: PMJ News Kemenkes

Tags

Terkini

Terpopuler