Klarifikasi Soal Jenazah Pasien Virus Corona Sebaiknya Dibakar, Tito Karnavian: Itu Hanya Teori

25 Juli 2020, 19:58 WIB
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) saat memberikan klarifikasi perihal pernyataannya soal jenazah pasien Virus Corona dibakar, di Masjid Taya Al Fatah, Ambon, Maluku, Jumat 24 Juli 2020. /Dok. Kemendagri

PR DEPOK - Baru-baru ini pernyataan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian memunculkan kontroversi di publik mengenai teori tata cara terbaik dalam menangani jenazah pasien Virus Corona.

Dalam kesempatan webinar Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Kamis 23 Juli 2020, Tito Karnavian menyebutkan secara teori, jenazah pasien Virus Corona alangkah lebih baik dibakar ketimbang dikuburkan.

Adapun alasan Tito Karnavian menyebutkan hal demikian, karena menurutnya apabila jenazah pasien Virus Corona dibakar maka virus pun akan ikut terbakar.

Baca Juga: Asyik Berjoget di Tengah Jalan Saat Galang Dana, Seorang Warga Tertabrak Motor yang Melintas Kencang 

Nampaknya sejak pernyataannya tersebut mencuat, tak sedikit pihak yang mengecam mantan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) itu.

Tahu bahwa pernyataannya menuai kontroversi, Tito Karnavian dengan cepat memberikan klarifikasi lanjutan. Klarifikasi itu disampaikannya seusai salat Jumat di Masjid Taya Al Fatah, Ambon, Maluku pada Jumat, 24 Juli 2020.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi Kemendagri, Sabtu 25 Juli 2020, Tito Karnavian menegaskan bahwa pernyataannya soal jenazah pasien Virus Corona dibakar hanya berdasarkan teori saja.

"Saya tidak pernah menyarankan untuk jenazah pasien Virus Corona dibakar," kata Tito Karnavian.

Baca Juga: Hagia Sophia Resmi Dialihfungsikan Jadi Masjid, Pengamat: Erdogan Adalah Simbol Kebangkitan 

Dijelaskan Tito Karnavian, salah satu penelitian menyebutkan bahwa salah satu karakteristik Virus Corona dapat mati dan tidak menyebar setelah dipanaskan pada suhu 56 derajat celcius.

Sehingga secara teori, kata dia, jenazah yang mengandung virus sejatinya untuk dibakar. Namun hal itu juga bergantung pada akidah dan keyakinan masing-masing pemeluk agama.

"Contohnya seperti saya seorang Muslim," ujar Tito Karnavian.

Dengan begitu, ia mengatakan, tekniknya adalah dengan cara dibungkus rapat agar virusnya tidak keluar dari berbagai celah. Setelah itu baru dimakamkan di tempat yang kering sehingga ada kemungkinan virusnya keluar mengalir di air sebagainya.

Baca Juga: Percaya Mampu Tangkal Corona, Orang Tua di India Berikan Minuman Keras ke Anaknya daripada Masker 

"Ini ada oknum media yang tidak bertanggung jawab dengan memotong perkataan yang saya sampaikan. Bahkan ada juga yang menambahkan kata-kata yang sejatinya tidak diucapkan saya yaitu jenazah pasien Virus Corona harus dibakar," ucap dia.

Dengan adanya klarifikasi yang disampaikannya, Tito Karnavian meminta dan berharap agar polemik perihal pernyataannya ini untuk segera diakhiri sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat.

"Saya pun meminta agar pemberitaan apabila dimuat di media jangan dipotong-potong. Apabila itu dilakukan maka akan menghilangkan konteksnya," katanya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Kemendagri

Tags

Terkini

Terpopuler