PR DEPOK - Hagia Sophia atau Ayasofya secara resmi kembali menjadi masjid pada Jumat 24 Juli 2020 setelah selama 86 tahun sebelumnya difungsikan sebagai museum.
Keputusan dialihfungsikannya Hagia Sophia menjadi masjid diputuskan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setelah pengadilan memutuskan bahwa konversi bangunan ke museum pada waktu itu telah melanggar hukum.
Sejak dirubah menjadi masjid, banyak pihak turut memberikan tanggapannya. Salah satunya datang dari pengamat internasional Arya Sandhiyudha.
Baca Juga: Suci Fitri Rohmah Ungkap Permasalahan Pribadi, Yodi Prabowo: Kalau Saya Tidak Ada, Bagaimana?
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI, Arya Sandhiyudha menilai dengan dialihfungsikannya Hagia Sophia kembali menjadi masjid adalah bagian dari bentuk kebangkitan.
Arya Sandhiyudha mengatakan bahwa Recep Tayyip Erdogan memiliki ideologis cita-cita Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman) dan juga keputusan tersebut bisa dikatakan sebagai perwakilan dari masyarakat setempat.
"Tentu suatu kebangkitan Hagia Sophia, dikirimkan kepada publik bahwa ini adalah sesuatu yang sempat hilang dan kemudian dibangkitkan kembali," kata Arya Sandhiyudha.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa Recep Tayyip Erdogan melihat Hagia Sophhia adalah satu magnet kekuatan pemersatu dari sekian ragam simbol bersejarah yang terdapat di Turki.
Baca Juga: Hasil Pemeriksaan Labfor, Polisi: Dari 5 Titik, Tusukan di Leher Jadi Sebab Yodi Prabowo Tewas