Sekilas Sejarah Hari Kebangkitan Nasional, Disertai Fakta Unik yang Jarang Diketahui Banyak Orang

19 Mei 2023, 11:48 WIB
Ilustrasi, Berikut ini merupakan sejarah dari Hari Kebangkitan Nasional yang disertai dengan fakta unik yang belum banyak diketahui. /Unsplash/Rizky Rahmat Hidayat

PR DEPOK - Setiap tanggal 20 Mei, Indonesia merayakan Hari Kebangkitan Nasional. Perayaan ini adalah saat penting dalam sejarah pembentukan organisasi di Indonesia yang terinspirasi oleh Gerakan Boedi Oetomo.

Untuk mengingat kembali bagaimana sejarah Hari Kebangkitan Nasional ini, PikiranRakyat-Depok.Com berhasil merangkumnya dari berbagai sumber disertai dengan fakta unik yang jarang diketahui banyak orang. Mari simak artikel ini sampai akhir.

Sekilas Sejarah Hari Kebangkitan Nasional

Anggota Gerakan Boedi Oetomo terdiri dari kelompok atas dari suku Jawa dan Madura. Namun, sejak tahun 1915, Gerakan Boedi Oetomo mulai terlibat dalam politik, yang dikenal sebagai gerakan nasionalisme Boedi Oetomo yang dipengaruhi oleh Perang Dunia I. Pendirian Boedi Oetomo oleh Wahidin Soedirohoesodo dan Soetomo menjadi langkah awal dalam munculnya semangat nasionalisme.

Baca Juga: Idul Adha: Hakikat, Tujuan, serta Amalan Sunnah untuk Menambah Pahala dan Keberkahan

Dimulai dari akar yang bersifat budaya, semangat nasionalisme rakyat Indonesia perlahan mulai tumbuh dan terwujud melalui pembentukan berbagai organisasi setelah Boedi Oetomo. Ada beberapa organisasi dan partai politik yang lahir setelah kemunculan Boedi Oetomo, yang menjadi titik awal kesadaran para tokoh pergerakan nasional untuk berjuang melalui organisasi.

Proses kelahiran dan perkembangan nasionalisme Indonesia semakin menunjukkan bentuk nyata dalam bentuk Perhimpunan Indonesia (PI) dan partai politik yang muncul setelahnya, seperti Parindra. Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, selalu menekankan dalam setiap pidatonya saat memperingati Hari Kebangkitan Nasional bahwa Boedi Oetomo adalah awal dari kesadaran bangsa Indonesia untuk berjuang dan merebut kemerdekaan melalui cara berorganisasi.

Pada saat memperingati Hari Kebangkitan Nasional tanggal 20 Mei 1952, Presiden Soekarno menyampaikan bahwa pendirian Boedi Oetomo menjadi momen yang menandakan kesadaran pertama kali bagi bangsa Indonesia tentang pentingnya persatuan dan kesatuan.

Baca Juga: Ramalan Shio Tikus, Kerbau, dan Macan Jumat, 19 Mei 2023: Wujudkan Visi, Buat Rencana Reuni

Fakta Unik Hari Kebangkitan Nasional

1. Mahasiswa STOVIA berjualan sarung dan sorban

Mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) mengadakan pertemuan Boedi Oetomo dengan menjual sarung sebagai usaha untuk mendapatkan dana. Pembentukan Boedi Oetomo dapat dikatakan berawal dari pesan yang disampaikan oleh dr. Wahidin Sudirohusodo kepada para pelajar STOVIA tentang pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan diri dari keterbelakangan.

Pesan tersebut mendorong ambisi mahasiswa STOVIA untuk mendirikan organisasi yang bertujuan mencapai kemajuan harmonis bagi nusa dan bangsa, khususnya Jawa dan Madura. Namun, pertemuan pertama untuk mendirikan Boedi Oetomo tidak mendapatkan dukungan dana dari siapapun.

Oleh karena itu, mahasiswa STOVIA menggunakan cara mereka sendiri untuk mendanai pertemuan tersebut. Beberapa di antara mereka menjual sarung plekat yang sangat diminati saat itu, ada juga yang menjual sorban, menyumbangkan uang jajan dan uang saku mereka.

Baca Juga: Ramalan Shio Kelinci, Naga, dan Ular pada Jumat, 19 Mei 2023: Jadi Menyenangkan, Tetap Realistis

2. Boedi Oetomo dibentuk di kelas Astronomi STOVIA

Keterbatasan dana yang dimiliki oleh para pelajar menyebabkan mereka hanya memiliki anggaran yang terbatas untuk pertemuan tersebut. Karena alasan ini, organisasi Boedi Oetomo diputuskan untuk dibentuk di dalam ruang kelas, khususnya ruang kelas Astronomi di STOVIA.

3. Berdirinya Boedi Oetomo jadi dasar penetapan Hari Kebangkitan Nasional

Meskipun sebelum Boedi Oetomo ada banyak organisasi pergerakan lainnya, tetapi Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diidentikkan dengan Boedi Oetomo. Hal ini disebabkan oleh konteks pembentukan Boedi Oetomo pada saat itu. Pada masa itu, organisasi-organisasi di Indonesia cenderung fokus pada satu bidang tertentu, dan situasi ekonomi Indonesia sangat tidak stabil. Di sisi lain, Boedi Oetomo dianggap sebagai organisasi yang netral, melibatkan berbagai bidang, dan tidak tergolong sebagai organisasi politik.

Baca Juga: Beda Prinsip Diduga Jadi Alasan Desta Gugat Cerai Natasha Rizki

Menurut sejarawan Taufik Abdullah dalam tulisannya "May 2008 and One Hundred Years Ago: History, Myth, and Consciousness," ia menyatakan bahwa dalam situasi krusial Republik Indonesia pada saat itu, diperlukan simbol baru untuk memperkuat persatuan.

Sejarawan Rushdy Hoesein mengatakan bahwa Ki Hajar Dewantara dan Radjiman Wediodiningrat yang mengusulkan kepada Soekarno-Hatta dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Ali Sastroamidjojo pada saat itu untuk memperingati peristiwa berdirinya Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1948 sebagai Hari Kebangkitan Nasional yang ke-40.

Namun, dalam karya "Dari Kebangunan Nasional sampai Proklamasi Kemerdekaan" yang ditulis oleh Ki Hajar Dewantara, inisiatif untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional justru berasal dari Sukarno. Menurut Ki Hajar Dewantara, Soekarno menganggap tanggal 20 Mei 1908 sebagai hari yang layak dihormati oleh bangsa Indonesia.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries Hari Ini Jumat, 19 Mei 2023: Hari yang Tidak Terlalu Lancar dan Terkena Stres

Pada tanggal tersebut, Boedi Oetomo, sebagai perhimpunan nasional pertama, didirikan dengan tujuan menyatukan rakyat yang sebelumnya terpecah-belah, dengan harapan dapat menciptakan bangsa yang besar dan kuat. Oleh karena itu, Boedi Oetomo dipilih sebagai simbol peringatan tersebut.***

Editor: Linda Agnesia

Tags

Terkini

Terpopuler