Respon Luhut Terkait Kritik Subsidi Kendaraan Listrik: Bukan Insentif, Melainkan Potongan Pajak

30 Mei 2023, 09:25 WIB
Luhut buka suara soal kritik terhadap subsidi kendaraan listrik, sebut pemerintah tidak memberikan insentif. /Instagram/@luhut.padjaitan/

PR DEPOK - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan bahwa tidak ada dana negara yang digunakan dalam program insentif untuk pembelian mobil listrik.

Pernyataan tersebut, seperti dilansir dari Antara, merupakan respons dari Luhut terhadap kritik yang dilontarkan terhadap subsidi kendaraan listrik, terutama mobil listrik, yang diberikan pemerintah untuk mendorong adopsi kendaraan listrik secara nasional.

Luhut menjelaskan bahwa pemerintah tidak memberikan insentif, melainkan melakukan pemotongan pajak.

Pajak yang semula 11 persen menjadi 1 persen. Dengan demikian, tidak ada pengeluaran dana negara yang terjadi dalam program ini. Hal ini disampaikan oleh Luhut dalam acara China (Sichuan)-Indonesia Economic and Trade Conference di Jakarta pada hari Senin.

Baca Juga: Rayakan Ulang Tahun ke-15 Bersama Penggemar di Seoul, SHINee Perkenalkan Lagu Baru The Feeling

"Kita berikan potongan pajak. Kita mengurangi tarif pajak dari 11 persen menjadi hanya 1 persen," ujarnya.

Pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan pemberian bantuan untuk pembelian kendaraan listrik roda dua dengan memberikan potongan harga sebesar Rp7 juta untuk setiap pembelian satu unit kendaraan listrik roda dua.

Selain itu, bantuan senilai Rp7 juta juga diberikan untuk konversi sepeda motor konvensional menjadi kendaraan listrik.

Baca Juga: Cara Cek Penerima Bansos BPNT 2023 Online Pakai NIK dan HP di Link Resmi Kemensos cekbansos.kemensos.go.id

Sementara itu, untuk kendaraan listrik roda empat, pemerintah memberikan insentif berupa pembebasan pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah sebesar 10 persen.

Lebih lanjut, Luhut menegaskan melalui adopsi kendaraan listrik, Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi dari sektor transportasi.

Pemerintah bahkan telah menargetkan transisi dari kendaraan berbahan bakar minyak ke kendaraan listrik, termasuk bus, sepeda motor, dan mobil.

Baca Juga: Mengaku Senang Gabung Persib, Tyronne del Pino Ucapkan Salam kepada Bobotoh

"Kualitas udara di Jakarta sangat buruk. Oleh karena itu, kami berencana mengurangi jumlah bus konvensional dalam kurun waktu 5 tahun, kemudian menargetkan pengurangan penggunaan sepeda motor, dan akhirnya mobil," ungkapnya.

Luhut juga menyebutkan bahwa transisi dari kendaraan berbasis bahan bakar minyak ke kendaraan listrik juga akan membantu menghemat keuangan negara. Hal ini disebabkan oleh besarnya impor energi yang mencapai 35 miliar dolar AS per tahun.

Dengan mengurangi penggunaan mobil konvensional, sepeda motor, dan kendaraan lainnya yang menggunakan bahan bakar minyak, impor energi dapat dikurangi, seiring dengan adopsi kendaraan listrik, ungkap Luhut.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler