Kasus Antraks di Gunungkidul Memakan Korban Jiwa, Kemenkes Beberkan Kronologinya

6 Juli 2023, 16:31 WIB
Kemenkes beberkan kronologi terkait kasus antraks di Gunungkidul yang memakan korban jiwa. /Pexels/CDC

PR DEPOK - Kasus Antraks yang memakan korban jiwa di Gunungkidul, Yogyakarta mendapatkan perhatian publik hingga Kementerian Kesehatan Indonesia (Kemenkes) turun tangan mengusut permasalahan ini.

Menurut Kemenkes, kasus Antraks di Gunungkidul yang menimpa hewan, penyakit itu dilaporkan melanda sapi serta kambing milik warga pada 20 Mei dan 2 juni 2023.

Kronologi awal dibeberkan Kemenkes berdasarkan laporan pada bulan Mei lalu. Pihaknya mendapatkan informasi hewan sapi milik salah satu warga mati kemudian disembelih.

Sapi milik salah satu warga tersebut, diduga Kemenkes mengidap Antraks sehingga hewan itu dikabarkan mati.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Cancer, Leo, dan Virgo Jumat, 7 Juli 2023: Waktu yang Ideal untuk Merencanakan Karier

Lebih lanjut, warga sekitar membantu proses penyembelihan hingga mengonsumsi daging sapi yang diduga terindikasi antraks.

"Kronologi diawali kasus kematian sapi milik salah satu warga berinisial KR pada 18 Mei 2023, lalu disembelih dan dibagikan ke warga untuk dikonsumsi. Ini jadi salah satu penyebab penyebaran kasus," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI Imran Pambudi, dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari ANTARA.

Antraks sangat berbahaya, karena penyakit menular pada hewan yang disebabkan kuman Bacillus anthracis dapat menyerang manusia dengan menimbulkan bisul bernanah hingga berujung kematian.

Pada 22 Mei 2023, seorang warga SY mendapati hewan sapinya mati. Dirinya bersama dengan yang lain melakukan proses sembelih serta turut mengonsumsinya.

Baca Juga: Puluhan Orang Terkena Antraks, Pemkab Gunungkidul Tidak Menetapkan Status KLB

Kasus di tanggal tersebut, membuat seorang warga yakni WP (72) dikabarkan meninggal dunia. Dirinya diketahui ikut menyembelih hewan sapi milik SY.

WP awalnya dilaporkan mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pati Rahayu dengan keluhan bengkak, gatal, dan beberapa gejala luka yang menandakan pasien itu terkena Antraks.

Setelah mendapatkan perawatan intensif, WP dirujuk ke Rumah Sakit Sardjito untuk pengambilan sampel darah suspek antraks.

Akan tetapi, WP dikabarkan meninggal dunia Pada 4 Juni 2023 dengan suspek terkena penyakit antraks. Tidak hanya WP yang mengalami hal itu.

Baca Juga: Layanan Vaksinasi Rabies Massal Gratis untuk Hewan di Wilayah Bandung, Catat Tanggal, Syarat, dan Lokasinya

Dua orang warga dilaporkan mengalami hal serupa, namun belum berada ditahap pemeriksaan lantara sudah meninggal dunia.

"Baru pada 2023 ini ada tiga kasus kematian akibat antraks di Indonesia. Satu suspek (WP) karena sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium. Yang dua lainnya belum sempat diperiksa karena langsung meninggal," ujarnya.

Kemenkes mengungkapkan penyakit antraks melanda Yogyakarta setiap tahun. Pada tahun 2019 pihaknya mendapatkan laporan 31 kasus dan 2022 sebanyak 33.

Kendati demikian, laporan penyakit Antraks dari tahun 2019 hingga 2022 pihak Kemenkes belum memukan korban yang meninggal dunia.***

Editor: Tesya Imanisa

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler