Diproyeksikan Jadi Ekspor Unggulan RI, KKP: Target 10.000 Ekor Kuda Laut Diproduksi pada Tahun 2024

5 September 2020, 10:18 WIB
Ilustrasi kuda laut.* /Pixabay./

PR DEPOK – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memproyeksikan Indonesia dapat memproduksi kuda laut mencapai 10.000 ekor pada tahun 2024. Sedangkan pada 2020 produksi kuda laut ditargetkan mencapai 6.000 ekor.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara, hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto di Jakarta pada Jumat 4 September 2020.

“KKP memproyeksikan Indonesia mampu memproduksi kuda laut hingga 10.000 ekor di tahun 2024 dan tahun 2020 ditargetkan memproduksi sebanyak 6.000 ekor,” kata Slamet Soebjakto.

Baca Juga: Tuding Donald Trump 'Tidak Peduli' dengan Masalah di AS, Joe Biden: Turun, Saya Siap Jadi Pemimpin!

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP tersebut juga menjelaskan bahwa setidaknya Indonesia memiliki 12 jenis kuda laut.

Dua di antara 12 jenis tersebut yaitu Hippocampus kuda dan Hippocampus Comes, telah berhasil dibudidayakan Indonesia.

Menurut Slamet Soebjakto, dua jenis kuda tersebut akan didorong sebagai salah satu unggulan ekspor Indonesia.

Lebih lanjut Slamet Soebjakto juga mengigatkan bahwa pada saat ini, perdagangan kuda laut masih mengandalkan hasil tangkapan dari alam.

Baca Juga: Perankan Kemed di Sinetron Sebelum Dunia Terbalik, Randy Martin Banjir Pujian Warganet

Ia mengkhawatirkan, apabila proses tersebut dilakukan secara terus-menerus, tentu di kemudian hari akan mengancam keseimbangan stok yang ada.

“Oleh karena itu, meski Indonesia belum menetapkan status perlindungannya,namun berdasarkan CITES status kuda laut masuk daftar appendix II Cites yang artinya pada perdaganga internasional harus dilakukan secara terbatas,” ujar Slamet Soebjakto.

Ia juga menambahkan bahwa keberhasilan budidaya tersebut ke depannya bisa dipastikan akan mengurangi ketergantungan dari alam.

Itu juga dapat menjadi indikasi yang baik untuk ekspor meskipun status erdagangan internasional masuk Appendix II Cites.

Baca Juga: Geser Lionel Messi, Cristiano Ronaldo Dinobatkan Jadi Pemain Termahal di Dunia

Menurut Slamet, agar pemanfaaatannya terukur dan terkendali, pada proyeksi kuda laut tersebut, pihaknya akan memetakan terlebih dahulu.

Pemetaannya yaitu dengan mengacu pada seberapa banyak untuk kepentingan ekspor, kebutuhan dalam negeri, dan untuk restocking.

Di sisi lain, Kepala BBPBL Lampung, Ujang Komarudin mengatakan bahwa BBPBL Lampung berhasil memprodukasi massal dua jenis kuda laut yang dimaksudkan Dirjen Prikanan Budidaya KKP, pada tahun 2000.

Menurut Ujang kuda laut dapat menjadi alternatif bisnis yang cukup menjanjikan karena pangsa pasar terbuka dengan harga yang menggiurkan sehingga momentumnya dirasa tepat untuk mendorong budidaya sebagai devisa ekspor.

Baca Juga: Pentagon Anggap Indonesia Fasilitasi Militer Tiongkok, Menlu: Wilayah Kami Tak Terima Militer Asing

“Saya kira kuda aut bisa jadi alternatif bisnis yang menjanjikan, ini karena pangsa pasar terbuka dan juga harga yang menggiurkan. Bayangkan untuk produksi berkualitas rendah, saat ini dihargai 440 dollar AS; kualitas sedang sekitar 1.200 dollar AS; dan 2.600 dollar AS utuk kualitas tinggi. Saat ini permintaan dunia mencapai 24 juta ekor per tahun. Saya rasa ini omentum untuk mendorong budidaya lebih berkontribusi sebagai sumber devisa ekspor,” ucap Ujang Komarudin.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler