Soal Penurunan Baliho Ganjar-Mahfud Saat Kunjungan Presiden Jokowi, Ini Tanggapan PDIP dan Gubernur Bali

2 November 2023, 15:26 WIB
Satpol PP menurunkan baliho Ganjar-Mahfud di Gianyar Bali /Antara/ Ni Putu Putri Muliantari  /

PR DEPOK - Terjadinya penurunan baliho Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Kabupaten Gianyar, Bali, menjadi sorotan PDIP. Sekretaris Jenderal partai tersebut, Hasto Kristiyanto, menilai tindakan Satpol PP yang turun tangan saat kunjungan Presiden Jokowi sebagai langkah berlebihan.

Namun, di sisi yang berlawanan, muncul sebuah gerakan pemilu yang menekankan pada kejujuran dan keadilan, disebut sebagai "pemilu jurdil." Langkah-langkah yang diambil oleh Profesor Nurcholish Madjid, yang pada waktu itu membentuk Komite Pemilu Independen, kini mendapatkan dukungan ulang dari sejumlah aktivis.

Menurutnya, itu adalah langkah yang sangat positif dan layak untuk dijalankan. Pernyataan tersebut disampaikan dalam laporan yang dikutip oleh PikiranRakyat-Depok.com dari Antara pada 2 November 2023.

"Tetapi, sisi antitesisnya muncul suatu gerakan pemilu jurdil (jujur dan adil). Apa yang dilakukan Profesor Nurcholish Madjid yang saat itu membentuk Komite Pemilu Independen ini kembali disuarakan oleh para aktivis dan menurut kami suatu yang sangat baik untuk dilakukan," katanya.

Baca Juga: 5 Warung Makan Mie Ayam di Batang, Jawa Tengah yang Jadi Langganan Warga Lokal, Lihat Lokasinya di Sini

Kejadian ini mengundang respons dari PDIP, yang menyatakan bahwa ini adalah dorongan bagi gerakan pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Namun, ada pula gerakan pemilu jurdil yang mengingatkan pada aksi Profesor Nurcholish Madjid dan Komite Pemilu Independen.

Hasto Kristiyanto menyoroti tindakan Satpol PP di wilayah tersebut, menganggapnya berlebihan. Setelah baliho PDIP diturunkan, atribut partai lain muncul secara masif. Ini, menurutnya, menciptakan ketidakseimbangan yang seharusnya dihindari.

"Suara-suara dari masyarakat loh, bukan daripada perjuangan kami hanya menangkap suara-suara itu," ujarnya.

Baca Juga: Awas Ketagihan! Ini 7 Soto Paling Enak dan Populer di Sidoarjo, Cek Alamat dan Ratingnya

Meski demikian, Hasto percaya masyarakat dapat menilai kejadian ini. Peran masyarakat dianggap krusial dalam memastikan pemilu berjalan adil dan demokratis, tanpa penyalahgunaan kekuasaan.

Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya, memberikan klarifikasi terkait penurunan atribut partai. Menurutnya, tindakan tersebut hanyalah pergeseran sementara demi menjaga estetika, dan setelah kegiatan selesai, atribut tersebut akan dipasang kembali.

Apa yang dilakukan adalah pemindahan sementara alat sosialisasi, yaitu baliho, untuk menjaga estetika. Setelah kegiatan selesai, baliho tersebut akan dipasang kembali. Dia menegaskan bahwa tidak ada niat lain selain memastikan kelancaran kegiatan dan kenyamanan di wilayah tersebut.

Baca Juga: Wuenak Pol! Ini 4 Rumah Makan Seafood di Majalengka, Tempat Luas Cocok untuk Makan Bersama Keluarga

“Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi tersebut berupa baliho agar estetika terjaga dan setelah selesai kegiatan, alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali. Jadi dapat saya tegaskan di sini tidak ada maksud lain kecuali kegiatan dapat berjalan dengan nyaman,” ucapnya.

Kepala Satpol PP Bali, Nyoman Rai Dharmadi, menegaskan bahwa tindakan pihaknya terkait atribut politik bukanlah bentuk keberpihakan. Tujuannya adalah menciptakan suasana netral agar tidak terkesan memihak satu pihak. Dalam konteks ini, beberapa baliho, termasuk milik Kaesang dan Jokowi, juga dicabut.

Langkah tersebut diambil dengan tujuan menciptakan suasana netral. Menurutnya, tindakan ini adalah langkah yang tepat untuk menghindari kesan pemihakan kepada salah satu pihak.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Kedai Bakmi di Magelang yang Rasanya Nikmat dan Gurih, Cobain di Alamat Ini!

Bahkan, beberapa titik di Renon juga mengalami pencabutan baliho, termasuk yang menampilkan gambar Kaesang dan bahkan baliho yang menampilkan wajah Pak Jokowi dari partai PSI. Menurutnya, tindakan tersebut tidak menimbulkan masalah, karena dilakukan sesuai dengan perintah yang diterima.

“Itu untuk membangun suasana netral sebenarnya. Menurut saya benar juga agar tidak terkesan memihak-mihak salah satu, termasuk beberapa titik di Renon, ada (baliho) Kaesang kan kita cabuti juga, termasuk baliho yang ada gambarnya Pak Jokowi pun di baliho PSI kita cabuti tidak masalah itu, perintahnya begitu kita lakukan sesuai dengan apa yang disampaikan ke kita,” tuturnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler