Google Doodle Hari Ini: Mengenal Pinisi, Warisan Budaya Takbenda Indonesia

7 Desember 2023, 06:46 WIB
Google Doodle hari ini, 7 Desember 2023 bertema Pinisi, warisan budaya takbenda Indonesia. /Google Doodle

PR DEPOK - Ada hal menarik dari Google Doodle hari ini, 7 Desember 2023. Google menggunakan Pinisi sebagai doodle yang tampil di halaman awal saat kita membuka pencarian Google.

 

Pinisi sendiri merupakan salah satu warisan budaya takbenda Indonesia. Pinisi merupakan nama dari jenis perahu tradisional masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan.

Perahu pinisi memiliki ciri khas yakni terdapat 2 tiang layar utama serta 7 buah layar pendamping (3 diujung depan, 2 ditengah, dan 2 di belakang). Pinisi memiliki fungsi utama untuk mengangkut barang antar pulau di Sulawesi.

Adapun untuk asal usul nama Pinisi yang jadi Google Doodle hari ini, belum diketahui dengan jelas bagaimana awal mulanya, namun ada 2 teori terkenal yang menjelaskan bagaimana asal usul nama perahu Pinisi ini.

Baca Juga: 7 Warung Soto Termantap di Cimahi yang Harganya Murah dan Legendaris

Asal-usul Nama Pinisi

Ada teori yang menyatakan bahwa Pinisi berasal dari kata 'Venecia', sebuah kota pelabuhan di Italia. Diduga, kata Venecia diubah dalam dialek Konjo menjadi penisi, untuk selanjutnya disebut sebagai Pinisi.

Pengambilan nama Pinisi dari kata Venecia didasarkan pada kebiasaan orang Bugis Makassar yang menjadikan nama tempat-tempat istimewa atau bersejarah pada benda-benda kesayangannya, salah satunya perahu.

Di sisi lain, ada teori yang menyatakan bahwa Pinisi berasal dari kata panisi dari bahasa Bugis yang berarti sisip, kemudian ada juga istilah 'Mappanisi' yang berarti menyisip atau menyumbat perahu dengan bahan tertentu sehingga tidak akan kemasukan air.

Baca Juga: Tes Psikologi: Apa Karakter Alam Bawah Sadarmu yang Tidak Ingin Kamu Akui? Cek di Sini Jawabannya

Dalam bahasa Bugis lainnya, juga dikenal istilah Lopi dipanisi yang berarti perahu yang disisip. Setelah mengalami proses fonemik, lalu muncul istilah 'Pinisi' yang dikenal hingga sekarang.

Bentuk Perahu Pinisi dan Proses Pembuatannya

Bentuk perahu Pinisi yang jadi Google Doodle hari ini, kemungkinan merupakan perkembangan dari bentuk perahu Panjala. Perahu Panjala biasa digunakan para nelayan untuk menangkap ikan atau menjala.

Salah satu kemiripan yang ada yakni bentuk lambung perahu Pinisi memiliki kesamaan dengan Panjala. Adapun untuk proses pembuatan perahu Pinisi, ada 3 hal yang harus diperhatikan. Berikut penjelasannya.

Baca Juga: 5 Rekomendasi Nasi Goreng Enak di Boyolali, Bikin Nagih!

1. Pemilihan kayu sebagai bahan dasar untuk membuat perahu Pinisi

Beberapa jenis kayu yang biasa digunakan untuk membuat kerangka perahu Pinisi diantaranya ada Kayu Suryan (Vitoe Cavansus Reinw), Kayu Jati (Tectona Grandis), Ulin (Ensideroxy Lon Zwagerf), Kesambi dan Bayam.

Jenis kayu ini dipilih karena kedap air, tidak gampang pecah, serta tahan terhadap kutu air. Selain itu, umur kayu yang digunakan biasa berumur sekitar 50 tahun (perahu besar) atau 25 tahun (perahu kecil).

2. Tahap pembuatan perahu Pinisi

Baca Juga: 8 Rekomendasi Rumah Makan Sedap dan Mantap di Jatinangor yang Selalu Ramai

Untuk pembuatan perahu Pinisi, tahap pertama yakni pemasangan lunas perahu atau kalabiseang, lalu baru dibuat dinding perahu (badan perahu) dan pemasangan rangka perahu..

Setelah semua komponen perahu terpasang, tahap terakhir sebelum Pinisi diluncurkan yakni penutupan seluruh permukaan papan dengan dempul yang dibuat dari campuran kapur dengan minyak kelapa, atau yang disebut dengan allepa.

3. Peluncuran perahu Pinisi

Sebelum peluncuran Pinisi di siang hari, orang Bugis Makassar biasanya melakukan upacara ammossi' dan appasili pada malam harinya.

Peluncuran Pinisi ini membutuhkan biaya yang cukup besar serta perlu bantuan lebih dari 100 orang untuk mendorong perahu ke laut.***

Editor: Tesya Imanisa

Tags

Terkini

Terpopuler