Pentingnya Keselamatan dalam Kegiatan Pembersihan Gedung Tinggi

13 Januari 2024, 11:59 WIB
Pentingnya Keselamatan dalam Kegiatan Pembersihan Gedung Tinggi /Freepik/

PR DEPOK - Melihat aktifitas petugas gondola yang sedang membersihkan gedung-gedung tinggi di Kompleks Perkantoran Bank Indonesia KOPERBI, perlu memahami betapa krusialnya aspek keselamatan dalam pekerjaan tersebut.

Dalam konteks ini, mitigasi risiko (Security & Safety) menjadi fokus utama untuk menjaga keamanan dan kesehatan para pekerja. Salah satu metode penyelamatan yang diterapkan pada pekerjaan high-risk rope access atau gondola adalah metode horizontal rescue.

Metode horizontal rescue melibatkan kolaborasi antara sejumlah personil dan tim yang bekerja bersama-sama untuk menyelamatkan korban dalam situasi darurat. Laporan ini menggarisbawahi beberapa aspek keselamatan terkait dengan kegiatan tersebut.

Baca Juga: PKH Tahap 1 2024 Kapan Ditransfer? Dana Rp3 Juta per Tahun akan Diterima Masyarakat Kategori Ini

1. Penanganan Kecelakaan atau Darurat

Mitigasi risiko melibatkan persiapan untuk menangani kecelakaan atau situasi darurat. Koordinasi antara berbagai pihak, termasuk BM (Building Management), Personil HK (Housekeeping), PAM TKO (Pertolongan Ahli Medis Tim Kerja Operasional), Safety TKO, Tim Medis, dan Ambulance sangat penting untuk memastikan respons yang cepat dan efektif.

Baca Juga: Enaknya Kebangetan! Rekomendasi 8 Tempat Makan Maknyus di Kabupaten Sukoharjo

2. Pelatihan dan Peralatan Keselamatan

Para petugas gondola harus menjalani pelatihan yang memadai dalam penggunaan peralatan keselamatan, termasuk peralatan evakuasi dan penyelamatan.

Pelatihan ini mencakup pemahaman prosedur darurat, penggunaan alat-alat pengaman, serta teknik-teknik penyelamatan.

Baca Juga: Cihuy! Ini Estimasi Tanggal Pencairan, Nominal, dan Cara Cek Penerima Bansos PKH Januari 2024

3. Koordinasi Tim

Kerja sama dan koordinasi antar tim menjadi kunci dalam aspek keselamatan. Setiap anggota tim harus memahami peran dan tanggung jawabnya, serta mampu berkomunikasi secara efektif dalam situasi darurat.

4. Peralatan Evakuasi

Penting untuk memastikan ketersediaan dan keandalan peralatan evakuasi seperti tali, harness, dan alat penyelamatan lainnya. Peralatan ini harus secara rutin diperiksa dan diuji kehandalannya untuk memastikan kesiapan dalam situasi darurat.

Baca Juga: Yuk Mampir! Ini 8 Rumah Makan Paling Top di Jepara, Menu Makannya Enak-Enak! Cek Lokasinya

5. Penggunaan Teknologi Keselamatan

Pemanfaatan teknologi keselamatan, seperti sistem pengaman otomatis, sensor keselamatan, dan perangkat lunak pelacakan, dapat meningkatkan tingkat keamanan dalam kegiatan gondola.

Saat ini, Permenaker No 09 tahun 2016 memegang peranan penting dalam mengatur tata cara bekerja di ketinggian di lingkungan kerja.

Baca Juga: Update Pencairan Bansos 2024, Bantuan Beras 10 Kg Disalurkan Januari, PKH dan BPNT Kapan?

Regulasi ini mengenakan kewajiban kepada pengusaha dan/atau pengurus untuk melaksanakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) khususnya dalam konteks pekerjaan di ketinggian.

Langkah pertama yang harus diperhatikan dalam penerapan K3 ini adalah pada tahap perencanaan. Perencanaan harus dilakukan dengan cermat dan aman, serta diawasi secara ketat.

Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa pekerjaan di ketinggian dapat dilakukan dengan kondisi yang ergonomis melalui jalur masuk (access) atau jalur keluar (egress) yang telah disiapkan.

Baca Juga: Rekomendasi 10 Bakmi Super Enak di Salatiga yang Wajib Dicoba, Catat Alamat dan Jam Bukanya

Selanjutnya, pada tahap perencanaan, pengusaha atau pengurus memiliki tanggung jawab untuk memastikan beberapa aspek penting. Salah satunya adalah penyusunan prosedur kerja yang jelas untuk melakukan pekerjaan di ketinggian. Prosedur ini harus mencakup langkah-langkah yang aman dan sesuai dengan standar K3 yang berlaku.

Selain prosedur kerja, aspek lain yang harus diperhatikan adalah teknik bekerja yang aman. Teknik atau tata cara bekerja di ketinggian harus dipahami dan diimplementasikan oleh para pekerja untuk meminimalkan risiko kecelakaan.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Perangkat Pelindung Jatuh, dan Angkur juga menjadi bagian integral dari penerapan K3 di pekerjaan ketinggian.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Rumah Makan Nikmat di Kabupaten Grobogan, Cek Lokasi di Sini

Pihak pengusaha atau pengurus bertanggung jawab untuk menyediakan APD yang sesuai dengan risiko pekerjaan di ketinggian dan memastikan bahwa pekerja menggunakannya dengan benar.

Aspek terakhir pada tahap perencanaan adalah memastikan keberadaan tenaga kerja yang kompeten dan adanya Bagian K3 yang bertanggung jawab. Tenaga kerja yang kompeten akan mampu melaksanakan tugas dengan baik, sementara Bagian K3 memiliki peran khusus dalam mengawasi dan mengelola aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Melalui penerapan langkah-langkah ini, diharapkan bahwa pekerjaan di ketinggian dapat dilaksanakan dengan aman dan meminimalkan risiko kecelakaan. Semua pihak terlibat, baik pengusaha, pengurus, maupun pekerja, memiliki tanggung jawab masing-masing dalam menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman. ***

Editor: Nur Annisa

Tags

Terkini

Terpopuler