Tak Izinkan Makan Di Kafe atau Restoran, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ungkap Alasannya

26 September 2020, 11:30 WIB
Ilustrasi makan-makan di restoran. /Pixabay/Free-Photos/

PR DEPOK – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam kondisi PSBB diperketat memperbolehkan restoran dan kafe untuk beroperasi namun para pembeli tidak diizinkan makan di lokasi.

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebut larangan makan di restoran atau kafe selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jilid II di DKI Jakarta adalah berkaitan dengan penggunaan masker.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan bahwa alasan pelarangan makan di restoran atau kafe karena orang-orang akan melepas masker pada saat makan.

Baca Juga: Dokter Aborsi di Jakpus Hanya Butuh 5 Menit Gugurkan Kandungan Pasien dengan Metode Hisap Alat Vakum

Ia menambahkan bahwa hal tersebut dapat berpotensi terjadinya penularan Covid-19.

Ia menjabarkan, pada saat seseorang makan mustahil tidak membuka masker.

Pada saat membuka masker, terkadang tingkat disiplin menerapkan protokol kesehatan menjadi berkurang.

Baca Juga: Tembus Skuat Chelsea, Edouard Mendy Sebut Kerja Kerasnya Selama ini Menuai Hasil

Meskipun restoran atau kafe telah menata kursi yang berjarak, menurutnya, masih ada yang berhadapan muka, duduk di satu meja dengan kursi yang berhadapan dan membuka masker.

"Nah itulah yang menyebabkan risiko pada saat makan bersama dengan membuka masker, dengan jarak relatif dekat, itu bisa berisiko saling menularkan," kata Widyastuti.

Ia menambahkan bahwa kebanyakan orang merasa aman kemudian menjadi abai untuk menerapkan protokol kesehatan saat bersama dengan orang yang dikenalnya.

Baca Juga: PSBB di DKI Jakarta Diperpanjang hingga Oktober, Pemprov Ungkap Alasannya

Padahal, lanjutnya berdasarkan fakta, 50 persen kasus positif Covid-19 di Jakarta merupakan orang tanpa gejala (OTG).

"Jadi, merasa aman, 'oh,makan dengan keluarga sendiri nih, makan dengan teman kantor sendiri nih'. Nggak tahu kalau teman kantornya belum pernah diperiksa dan tidak ada gejala," ujar Widyastuti.

"Kan pernah kita bahas, di Jakarta sekitar 50 persen tanpa gejala. Pada saat tanpa gejala, makan bersama, buka masker, duduk bersama, makan. Biasanya orang makan ngobrol nggak? Makan, sambil cerita, pasti buka masker. Di situlah risikonya," ujarnya menambahkan.

Baca Juga: AHY Sebut Era Pemerintahan SBY Mengalami Ancaman Krisis Ekonomi Seperti Saat Ini

Ia juga menyebutkan bahwa saat makan bersama risiko percikan liur atau droplet akan meningkatkan risiko penularan virus apapun.

"Iya, droplet-nya itu akan keluar saat makan bersama ketika kita cerita dan sebagainya, inilah yang jadi alasan Pemprov meminta untuk makanan di bawa pulang saja," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler