Kenapa Tahun Kabisat Jatuh di Bulan Februari Bukan Desember? Begini Penjelasannya

28 Februari 2024, 19:35 WIB
Berikut ini penjelasan mengenai asal mula kenapa tahun kabisat jatuh di bulan Februari bukan Desember.* /Freepik/macrovector

PR DEPOK - Tahun 2024 ini ada 1 bulan yang totalnya bertambah 1 hari yaitu bulan Februari. Yang biasanya 28 hari menjadi 29 hari dan disebut sebagai tahun kabisat.

Penambahan satu hari ini terjadi ketika bumi mengelilingi matahari yang membutuhkan waktu sekitar 365,25 hari. Tetapi, dalam satu tahun hanya terdiri dari 365 hari.

Oleh karena itu, sisa waktu mengelilingi matahari sekitar seperempat hari atau enam jam digantikan setiap empat tahun di bulan Februari.

Lantas, kenapa tahun kabisat jatuh di bulan Februari bukan Desember? Dilansir PikiranRakyat-Depok,com dari berbagai sumber pada Rabu, 28 Februari 2024, asal mula dipilihnya bulan Februari berasal dari sejarah yang panjang.

Baca Juga: Info Terbaru Jadwal Pencairan BLT Mitigasi Risiko Pangan Rp600.000

Sejarah tersebut melibatkan ketepatan waktu, astronomi, dan upaya terus-menerus dan berkembang untuk menyelaraskan keduanya melalui matematika.

Seluruh peradaban telah mencoba menambah hari ke kalender untuk memastikan bahwa jadwal bulan dan matahari tetap sesuai dan stabil dengan pelacakan musim.

Praktiknya pun berbeda-beda di setiap budaya, seperti di Kalender Mesir Kuno yang memiliki 12 bulan dan setiap bulannya terdiri dari 30 hari dan lima hari di tambahkan di setiap akhir tahun.

Sedangkan, di kalender China, satu bulan ditambahkan setiap tiga tahun sekali sehingga penganutnya merayakan dua bulan musim semi. Di Kalender Vikrami dan Ibrani, menambahkan satu bulan setiap tiga tahun sekali yang mengikuti siklus fase bulan 19 tahun.

Baca Juga: Mudik Bareng Indomaret Kembali Dibuka, Cek Jadwal dan Cara Dapatkan Tiketnya

Dan di kalender islam yang memiliki siklus 30 tahun dengan 11 tahun di antaranya memiliki satu hari tambahan yang ditambahkan ke bulannya.

Untuk mengetahui lebih dalam, berikut sejarah tahun kabisat dan penetapan satu hari tambahan di bulan Februari.

Sejarah Tahun Kabisat dan Penambahan Satu Hari di Bulan Februari

Asal mula tahun kabisat ini berasal dari zaman Romawi Kuno. Saat Romulus, raja pertama Roma menetapkan kalender Republik Romawi sekitar tahun 738 SM. Dalam satu tahun ada 10 bulan yang dimulai pada bulan Martius (Maret).

Baca Juga: 6 Tempat Bakso Paling Hits di Cimahi, Rasanya Enak dan Harganya Murah Meriah

Kemudian, pada abad ke-7 SM, Numa Pompilius, raja Romawi kedua melanjutkan pengaturan kalender dengan menambahkan dua bulan, yakni lanuarius (Januari) dan Februarius (Februari).

Namun, penambahan bulan tersebut masih tidak sesuai dengan musimnya. Sehingga, mereka mencari cara lain dengan menambahkan bulan ke-1 yang memiliki 27 atau 28 hari, Mercedonius (Intercalaris).

Walaupun dapat kembali selaras dengan matahari, tapi kalender tersebut belum sempurna dan datanglah Julius Caesar penasihat Cleopatra dari Mesir yang memerintahkan membuat kalender matahari baru.

Kalender matahari Julian dibuat berdasarkan matematika bahwa satu tahun ada 365 hari dan 6 jam. Sehingga setiap empat tahun sekali, enam jam tambahan tersebut akan memiliki total satu hari tambahan.

Baca Juga: Dua Bansos yang Akan Disalurkan di Bulan Maret 2024, KPM Siapkan KKS dan Surat Undangan

Dimana satu hari tambahan tersebut ditetapkan pada tanggal 23 Februari 2024 dengan perpanjangan waktu 48 jam. Kalender Julian baru ini pun mulai dipakai pada tahun 45 SM sampai berabad-abad di seluruh Eropa.

Namun, sekali lagi kalender ini pun kurang tepat dan masih menyisakan 11 menit setiap tahunnya. Sampai akhirnya Paus Gregorius XIII memperkenalkan kalender baru pada tahun 1570-an yang hingga saat ini kita pakai.

Penetapan tahun kabisat disesuaikan dengan kalender setiap empat hari, aturan tahun untuk tahun kabisat untuk mengecualikan abad 1700, 1800, 1900, dan seterusnya. Kecuali yang habis dibagi 400.

Berkat perkenalan kalender baru ini dan penetapannya yang cukup lama akhirnya pada tahun 1972, UU Kalender diterapkan dan tahun baru dipindahkan dari tanggal 25 Maret ke 1 Januari. Serta, hari kabisat empat tahunan diresmikan pada tanggal 29 Februari, yang menjadi standar internasional.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Bakso di Jakarta yang Paling Enak dan Bikin Ketagihan, Bisa Jadi List Menu Bukber

Sekian informasi mengenai kenapa tahun kabisat jatuh di bulan Februari bukan di bulan Desember. Lengkap dengan sejarah penetapan hari kabisat.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler