Amati Lonjakan Angka Gempa Bumi, BMKG Gelar Latihan Mitigasi Hadapi Tsunami Melalui IOWave 2020

6 Oktober 2020, 16:22 WIB
Ilustrasi pantai. /Antara

PR DEPOK – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menggelar latihan mitigasi tsunami Indian Ocean Wave Exercise (IOWave) 2020.

Menurut penuturan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, latihan tersebut dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut sistem peringatan dini dan kesiapsiagaan menghadapi bencana tsunami.

“Untuk pelaksanaan IOWave telah disepakati tiga skenario, yaitu di Sunda Trench (Indonesia), Andaman Trench (India), dan Makran Trench (Iran)”

“Indonesia hanya akan berpartisipasi dalam skenario Sunda Trench, khususnya di selatan Pulau Jawa dengan gempa bumi magnitude 9,1 dengan kedalaman 10 km,” tutur Rahmat pada Selasa, 6 Oktober 2020 dilansir Pikiranrakyat-depok.com dari Antara.

Kegiatan IOWave kali ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan dua tahun sekali oleh Inter-governmental Coordination Group/Indian Ocean Tsunami Warning Mitigation System (ICG/IOTWMS)-UNESCO.

Baca Juga: Kisah 51 Nelayan Aceh yang Ditahan di Thailand, Tak Bisa Hubungi Keluarga Selama 9 Bulan

Tahun ini, kegiatan IOWave diselenggarakan di sejumlah negara di sepanjang Samudra Hindia, pada 6 Oktober 2020 pukul 10.00-12.15 WIB.

Mengingat pandemi Covid-19 masih melanda di sejumlah besar negara, maka kegiatan IOWave tahun ini diputuskan untuk diadakan melalui virtual TTX (Table Top Exercise).

Berdasarkan keterangan Rahmat Triyono, pelaksanaan latihan IOWave ini sangat penting sebagai bentuk evaluasi rantai peringatan dini tsunami dan kesinambungan standar operasional (SOP), serta keterlibatan para pihak.

Melalui latihan mitigasi ini, tautan komunikasi di setiap daerah terkait operator 24/7, yang mencakup kelengkapan alat komunikasi dan kesiapan stakeholder menerima serta memahami peringatan dini tsunami dari BMKG juga dapat dievaluasi.

Baca Juga: Tolak Pengesahan UU Cipta Kerja, Denny Siregar Sindir PKS dan Demokrat

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami juga menuturkan harapannya agar kegiatan IOWave dapat menjadi ajang evaluasi SOP terhadap perkembangan sarana diseminasi WRS NewGen dan penerapan sistem mitigasi di masa pandemi.

Selain itu, Rahmat juga berharap kegiatan ini dapat memastikan kesiapan stakeholder dalam menerima informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

Sementara itu, menilik lonjakan kejadian gempa bumi dalam beberapa tahun terakhir, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya melaksanakan gladi evakuasi.

“Kejadian gempa bumi sebelum 2017 rata-rata hanya 4.000-6.000 kali dalam setahun, yang dirasakan atau kekuatannya lebih dari 5 sekitar 200-an”

“Namun setelah tahun 2017 jumlah kejadian itu meningkat menjadi lebih dari 7.000 kali dalam setahun. Bahkan 2018 tercatat sebanyak 11.920 kali kejadian gempa. Ini namanya bukan peningkatan, tapi sebuah lonjakan,” ujar Dwikorita.

Baca Juga: Bersiap Luncurkan Restorasi Terumbu Karang, Pemprov Bali Geser Perekonomian dari Darat ke Laut

Melonjaknya angka gempa bumi ini menjadi hal yang diwaspadai mengingat sebagian besar tsunami di dunia dipicu oleh gempa bumi.

“Latihan ini sangat tepat untuk melatih dan menguji kecepatan kita dalam merespon peringatan dini yang sekaligus juga menguji keandalan sistem peringatan dini tersebut,” tutur Kepala BMKG tersebut.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler